Aku bahkan tak bisa
menggambarkan atau menuliskan apa-apa tentang hidup ku, tidak ada yang bisa
dibanggakan dari seorang Ria Bustanudin. Kebanggaan ku yah..hanya satu
menyandang nama Papa ku di belakang nama ku, aku anak pertama dari 3
bersaudara. Usia kami tak terpaut jauh sehingga kami tumbuh dalam perbedaan
usia yang tak terlalu mencolok, ada untung dan rugi nya, keuntungan nya kami bisa
sering bertukar pakaian, tas, atau sepatu secara ukuran kaki dan badan juga
rata-rata sama, lalu rugi nya aku bahkan tidak ingat lagi rasanya punya adik
bayi karena saat adik-adik ku lahir saat itu juga aku masih sangat kecil.
Itulah kenapa kami suka ‘mengangkut’
anak tetangga kerumah dan mengakui nya
dengan tega sebagai adik kami.
Aku merasa aku adalah
orang yang cukup (uppsss… cukup atau memang ) egois dan keras. Beberapa orang kesulitan
untuk berinteraksi dengan ku, bahkan bertahun-tahun berkomunikasi pun kami
selalu mentok dan tidak pernah
sesuai. Hingga mungkin ketika keletihan
telah menghinggapinya, dengan
teganya dia mengatakan kalau aku ini arogan dan angkuh..
Krick..
Sakit..
Tapi ya sudahlah
mungkin benar adanya.
Aku memang tak
memiliki teman yang benar-benar dekat dengan ku, tak seperti yang lainnya yang
mempunyai banyak teman dekat, kepada siapa saja bisa lansung akrab. Tapi aku
hanya memiliki beberapa orang yang
benar-benar dekat , yang padanya ku bisa bercerita apa pun yang membuat ku merasa
nyaman . Seseorang yang dengan nya kuhabiskan waktu untuk bercerita
dan saling mendengarkan. Bisa di tepi pantai di tepi selat malaka (special
untuk sahabat ku yang di pangkor_Frenny ), atau di tengah keramaian kota
sehabis melakukan aktivitas, ditemani sebotol coke rasa vanilla dan burger
lezat langganan kami, di antara kerinduan kepada keluarga. Keletihan menjadi sirna jika telah
bersama dia (sepotong episode di tengah kota Selangor_ Kak Uci I Miss You)
eits.. bentar ya sebelum dilanjutkan aku Cuma mau mengatakan kalau disini yang
special itu bukanlah seorang lelaki.
Kalau untuk poin ini aku hanya akan bercerita nanti ketika semua telah
halal. Sehingga aku dan dia bisa saling menuliskan kisah di kehidupan ini, tanpa
menyakiti atau mengkhianati yang menciptakan cinta itu. Dan yang pasti tak ada rasa
bersalah ketika itu. Akan kunobatkan dia
sebagai cinta terakhir dalam hidupku, dimana pandangan itu hanya terpaut
padanya dan aku pun berharap dia menjadikanku peraduan yang terakhir sebelum
dia menghadap Tuhan kami. kalaupun ada
yang kedua (Ya Allah bahkan sampai hari ini aku belum bisa menjawab untuk diri ku sendiri apakah aku bisa
memberinya izin atau tidak. Walaupun tanpa izinku
dia tetap bisa melakukannya) aku tetap ingin menjadi yang paling di sayangnya
setelah Mu Tuhan kami dan dia.
Waduh.. apa-apa ni
kok jadi curhat hal yang belum pasti...
Pake
bawa-bawa nama seseorang yang masih
dirahasiakan pula...
Kan belum tau juga
siapa orangnya...
Apakah dia seperti
yang aku azzamkan itu...
Kan aku juga belum
tau...
Kok berani-berani
nya aku bercita-cita tentangnya...
Ah.. sudahlah ini
kan hanya cita-cita kecil pada sosok besar
yang aku desain dalam khayalku
Aku tahu Ya Allah
siapa pun dia telah Kau persiapkan yang paling terbaik yang ada di dunia ini
Maka sampai
tulisan ini ku tulis aku tak tahu apakah dengan membuat Kriteria kecil
tentangnya Itu sebuah kesalahan
besar..
Entahlah.. aku
hanya berpegang pada kata guru ngajiku yang mengingatkan kami mengenai hukum timbal balik
bahwa yang berkulalitas pasti akan mendapatkan yang berkualitas.. tapi yak kok lama-lama aku
agak ragu kalau lihat banyak kenyataan di dekatku yang gak sesuai (hhmmm sepertinya aku
perlu berbicara lagi dengan beliau nih.. ^_^ maaf Mbak..)
kembali lagi pada
sahabat-sahabat ku yang pernah bersama dalam hidupku, sebenarnya aku tak ingin
membedakan antara teman dekat dan teman biasa. Bagi ku
siapa pun orang yang pernah hadir dalam hidup ku adalah orang-orang spesial
yang membantu memberi warna pada perjalanan ini, siapapun dia dan bagaimanapun
hubungan ku dengannya (baik atau buruk).
Ketika masa-masa “jahiliyah” itu aku
tinggalkan aku bertemu dengan banyak orang luar biasa, di kampus aku bertemu dengan
akademisi yang super, professor-profesor yang bikin aku harus berpikir njelimet setengah mati bahkan harus
mengambil dua kali mata kuliah bersamanya, guru ngaji yang baik hati ada yang perhatian
dan ada pula yang cuek, sauadara-saudara yang juga baik hati, pimpinan ku di organisasi yang aku ikuti. Yang sering beradu argument atau pendapat. Teman se”profesi” yang semua nya tentu tidak sama karakter dan sifat. Itulah dinamika walau
terkadang sering aku menemukan kondisi dimana aku tak bisa menguasai diri ku
sendiri untuk menyadari setiap orang itu berbeda bahkan terkadang terlambat.
Aku pernah setahun bersama seseorang yang saat itu rasa-rasa nya aku udah gak
tahan lagi bersamanya bukan karena dia gak cocok denganku tapi justru malah
kebalikannya (eits bukan VMJ loh sodara-sodara..)
. Dia baik banget dengan ku dan sangat
santun jika berkomunikasi sehingga
kadang-kadang gak tega untuk men_skak dia kalo aku udah bĂȘte banget ma
dia.
(minjem istilah anak kota cuy..)
Nah.. temannya dia
yang juga teman aku malah sering gak’ cocok dengan ku, yang pernah menyampaikan
pendapatnya tentang diriku di hadapan peserta rapat “ udahlah jangan memaksakan
orang lain menjadi seperti yang diinginkan” dan itu sempat diulang-ulang nya.. namun masa setahun
bahkan lebih aku lewati bersama mereka. Ya.. lagi-lagi terima kasih deh atas kalimatnya..
Lalu terkadang aku
menemukan diriku tak bisa berkompromi dengan diri sendiri menahan egoku
untuk tak mau bersama orang yang masuk kategori “nyebelin”. He..he.. aku jadi
teringat kata-kata seseorang tentang
PERBEDAAN dia mengatakan bahwa
kita harus menerima perbedaan itu dan itu sesuatu yang wajar nasehat orang
tersebut. Haloww… kamu kan laki-laki dan
aku perempuan, berpikirnya aja kita udah pake instrument yang berbeda, ini bukan masalah perbedan Men.. ini masalah
perasaan. Emangnya enak tiap saat di curigai melulu, emang enak setiap
ditelepon atau di sms dicuekin (emangnya hijab itu yang kayak gimana sih..
ampe-ampe balas sms gak mau), lalu apa mungkin bisa jalan kalau tiap hari saat
bersama dengan mereka aku merasa tidak berguna, okey lah kamu mengatakan
“perlakuan yang berbeda antara ” umum” dan “khusus” tapi bukan berarti si Dia
itu mengecilkan seseorang, Men.. akhwat
juga punya perasaan (enak aja di mainin..!) ups.. sori agak emosi but I am
still easy (gedubrakkk..).
Mungkin aku pengen
sekali mengatakan ini di hadapan dia
(dan maaf aku tak bermaksud menyinggung siapa pun). Namun kok kayak nya gak
ahsan gitu loh… lah jatuhnya aku curhat-curhatan ma dia dong.. gak mau ah..
biarlah begini. Aku memang egois bahkan asal kamu tahu keluarnya aku juga
karena aku egois.
Banyak pelajaran
yang aku coba petik (ingat..coba) dan
hari ini aku menyadari kalau aku belum banyak belajar dari apa yang pernah aku
lewati kemarin, sebulan, setahun yang lalu atau tiga tahun yang lalu. Masih
banyak yang ternyata kusia-sia kan. Bahkan
di tahun kelima lewat 2 bulan ini aku belum menamatkan kuliah ku.
Harapan besar dari Papa dan Mama ku. Jika mendengar keluh kesah mereka rasanya
ingin saat itu aku penjamkan mata dan berharap ketika membuka mata maka aku
sudah berada di dalam gedung PKM. Dengan toga menunggu antrian nama ku di panggil. Tentu
aku sangat merasa bersalah saat ini, aku merasa beban ini begitu berat, aku
juga ingin wisuda secepatnya dan memenuhi harapan orang tua ku. Ya.. hari ini
aku ingin berkata bahwa yang kubutuhkan adalah motivasi bukan sekedar pertanyaan “kapan
wisuda Ria?” itu menyudutkan ku, cobalah tanyakan padaku apa kendala yang
tengah terjadi yang membuat ku belum juga wisuda, jika ada satu orang saja yang
mau mendengar pernyataan ku, tanpa perlu dia memberi apa-apa maka aku sangat
berterima kasih padanya. Kalau saja kalian tahu.. ehmmmm sok mengiba
banget sih.. jika anggapan orang tentang kesuksesan itu
terletak pada Wisuda cepat, kerja dapat, nikah tepat maka aku bukan termasuk pada kaum yang
sukses. Dan malangnya setiap hari aku bertemu dengan orang-orang yang prinsip
hidupnya dilandasi empat hal tersebut.
Ehmmmm dan
walaupun semua ini berat pantang bagi ku untuk diam dan senyap..
Hari gini gak ngapa-ngapain..rugi
banget deh.
Seperti air jika
diam akan busuk maka atas dasar teori itu aku tidak boleh pernah berhenti.
Pertemuan ku dengan ustazah ku setiap minggu atau di tempat-tempat kegiatan keislaman
kembali memunculkan gairah hidup. Ustazah yang solehah, yang di separuh usianya
tak pernah stagnan, dimana pun, kapan pun dan dalam kondisi apapun tetap
berbuat untuk orang lain. Oh.. ustazah ku yang kupanggil Ibu bahkan aku makin mencintai mu kala aku melihat
mu di bawah terik panas bersama kami engkau
bergabung dalam barisan mereka yang tengah berdemo. Ya Allah cintai lah Ustazah
kami, karena dia pun sangat mencintaimu, dan aku tahu pasti ya Allah… bahwa
Engkau pasti tahu kala itu beliau tengah dalam kondisi sakit. Lalu alasan apa
yang membuat aku yang masih muda (ceile..) dan tidak ada kendala enggan turun.
Hmmmm.. cintai lah
ustazah mu sauadara-saudari ku orang yang saat ini kau panggil Kakak, Mbak atau Ibu (belajar
dari masa lalu ku yang sering menuntut ini dan itu pada dia) dia yang sama
dengan mu juga memiliki kekurangan (ya Allah.. lagi-lagi aku sering terlambat
menyadari hal ini). Dan untuk sauadara-saudara ku yang cantik hati dan wajahnya
(special untuk mereka di zona UIR I), yang setiap hari membuat ku tersenyum.
Kalian sahabat ku, kalian yang tahu baik – buruk nya aku, sering mengacau di
kamar ku, yang jilbab ku belum dikembalikan..he..he..(woi kembaliin dong) but, barang-barang mereka juga banyak
bersama ku, he..he.. . Yang di tengah malam mereka masih terjaga mengunting, memotong atau ngeprint atau
pun mereka yang gak segan-segan ngangkatin barang berat dalam boncengan sepeda motor nya.. kadang-kadang aku salut tapi kadang aku
heran liatin nya.. kelihatan banget loh masa lalu nya bagaimana..he..he..!
untuk sahabat
seangkatan ku yang udah pada wisuda dan yang belum.. yang chesmitri (tulisannya
bener gak kayak gini ) pas..(karena satu angkatan kali..). untuk mereka
angkatan yang aneh itu ..angkatan berapa itu ya.. kalo gak salah 2007
(^_^) dalam ketegasan dan keras lah aku
mencintai kalian, kadang kenapa aku tak
mengangkat telepon (ya.. karena aku sibuk..secara gitu loh.. Narsisbgt_com )
tapi aku yakin kalian sayang banget kan ma aku ??? Kita emang gokil dan itulah kita.. (ayo kita
perbaiki.. banyak yang gak sreg ma cara kita loh..). dan untuk akhwat aneh yang
kalo berdua ma dia sering terjadi kejadian yang memalukan.. aku gak perlu
memuji kamu kan,, biarlah Allah yang memuji ketulusan kamu dan aku tahu kamu memang tulus ( menanggapi
Komplainnya pada ku yang katanya tak pernah memujinya), dan pada adik-adik ku
yang aku lihat lebih dewasa daripada diriku, doakan kakak mu ya dek..(untuk
doa-doa tertentu yang lagi diinginkan) adik-adik di rumah, sepupu-sepupu,
ponakan-ponakan, Handayani, 2008_2010,
IRMA n all. Ajari aku untuk dewasa ya.
Dan ini lah aku, diriku
tengah lagi berproses, kekurangan di sana – sini yang aku coba perbaiki bersama
keinginan membangun mimpi tentang kehidupan. Tentang pertemuan ku kelak dengan
Tuhan ku, dengan Rasulku, dan bersama orang tua ku juga pecinta JalanMu. Aku
dengan kekurangan dan kelebihan ingin hidup bersama lelaki soleh yang berpegang
teguh pada ajaran dan merindukan kematian di Jalan Mu (poin yang paling di
sukai Puspita
Harapan tentang aku)
Dan ketika kematian menjemputku aku ingin dia
Ridho atas diriku dan dia menyayangi ku. Tentang Negara ini dan rakyatnya nya, aku sangat bangga menjadi bagian dari mu
negeriku , aku dan saudara-saudaraku yang turun ke jalan (KAMMI dan seluruh
elemen mahasiswa, LSM, partai-partai yang bersih ) akan terus berbuat untuk mu
Indonesia ku.