Total Tayangan Halaman

Minggu, 30 Oktober 2011

Antara KAMMI dan Tenas Effendy



Kunjungan PD KAMMI Riau  ke kediaman Tenas Effendy

Minggu, 30 Oktober 2011 PD KAMMI Riau berkunjung ke kediaman budayawan sekaligus sastrawan H.Tennas Effendy  di Pasir Putih Kampar. Kedatangan rombongan di sambut lansung  oleh laki-laki berusia 87 tahun ini. Di pendopo nya yang sejuk dan dipenuhi ratusan buku-buku dan piagam penghargaan yang didapatnya selama ini. Lelaki yang akrab disapa dengan panggilan Atuk ini memberi beberapa petuahnya kepada pengurus PD KAMMI yang hadir saat itu, dia memaparkan apa dan bagiamana sebenarnya Melayu dan bagaimana hubungan Melayu dengan Islam . Budayawan  yang telah menulis berbagai judul buku yang termasyuhur salah satu nya adalah Tunjuk Ajar, Memilih Pemimpin dalam budaya melayu. Menyitir fenomena yang saat ini terjadi di Riau,  Atuk Tenas Effendy merasa bahwa pemimpin di Riau ini  telah meninggalkan adat, semua telah tergadai demi kepentingan politik. Sehingga malu tak lagi pada tempatnya. Datuk menggambarkan Pemimpin yang ideal itu seperti Bulan, mulanya kecil, lalu besar dan kemudian bulat sempurna, indah di pandang dan kemudian menyejukkan.
Pria yang suka beranalogi ini juga menyampaikan nasihat kepada pengurus bagaimana sesuatu yang datang kepada kita itu harus di Ayak, dia mengkiaskan Ayakan itu menggunakan nyiru (alat untuk menampih beras yang masih di gunakan di kampung-kampung ). Nilai-nilai untuk mengayak itu adalah Agama sehingga kita tahu mana yang buruk dan mana yang baik Ujarnya.  Atuk pun mengatakan bahwa sebenarnya budaya Melayu itu sangatlah Islami dia mencontohkan penggunaan baju kurung oleh orang melayu yang mana dulu baju kurung itu bernama Teluk Belanga (nama salah satu daerah di Singapura). sebagian orang menyebutnya Gunting Cina  Baju kurung itu digambarkan sebagian sesuatu yang dikurung (dikungkung) oleh Syara (agama) dan adat. Seperti itu Melayu, sesungguhnya melayu itu menjabarkan nilai-nilai islam itu sendiri.
Eddy Syahrizal mantan Ketua KAMDA Riau yang juga turut hadir menanyakan  pendapat beliau tentang arti “Putra Daerah”, dengan lugas beliau menjawab “dia sendiri tidak mengerti mengapa orang mengangkat wacana putra daerah, sembari bercanda dia berkelakar “ kalau lah putra daerah itu diidentikkan oleh orang asli Riau maka menurut saya orang asli itu adalah suku talang mamak atau  suku sakai he..he..” kelakar nya ini memancing tawa seluruh peserta yang hadir saat itu. Orang melayu sebenarnya sangat terbuka. Ujarnya kembali
Orang melayu juga menurut Atuk adalah orang yang paling paham akan sopan santun, tutur bahasanya lembut, dia tahu pada dirinya, juga seseorang yang arif dan bijaksana karena menurut Atuk lagi bahwa budaya melayu itu penuh kesantunan, menghormati orang lain. Seperti dicontohkan dalam rumah asli orang melayu yang mana ada dua pintu, yang satu pintu depan dan yang yang satu pintu belakang. Pintu depan untuk tamu, pintu belakang untuk keluar masuk “orang rumah” beginilah orang melayu menghormati tamu yang datang. Lalu dalam kesantunan tutur kata. Orang melayu bukan lah orang yang suka blak-blak an dalam penyampaian, itulah dulu mengapa orang melayu suka berdendang, berpantun, dan bersyair. Menyampaikan nasehat-nasehat dalam bentuk sindiran. Ini adalah bentuk kearifan budaya yang dimilki orang Riau. Misalnya : dalam penggunaan kalimat “banyak Siket” ini bermakna ketika kalimat ini dilontarkan maka si penerima kalimat diberi pertimbangan untuk memutuskan.
Selanjutnya dalam penyampaiannya pria ini memberi motivasi untuk pengurus daerah dalam berorganisasi kunci dalam membangun organisasi yang solid dan kokoh adalah membangun silahturrahmi dan komunikasi, seperti memakan nasi dia menggambarkan berapa banyak orang yang terlibat dalam proses beras menjadi nasi, mulai dari menanam oleh petani, hingga nasi tersaji di atas meja. Begitulah juga berorganisasi. Kita tidak bisa hidup sendiri-sendiri, hidup haruslah berbagi, selain itu Atuk juga menyarankan agar setiap organisasi kepemudaan  menggunakan media – media yang ada mulai dari jejaring social, media cetak, hingga elektronik untuk mensyiarkan budaya melayu ke segenap penjuru.
Gigin Ahmad Affandi, Kepala Bidang Kebijakan Publik KAMMI Riau menanyakan mengenai apa sebenarnya Budaya Melayu itu, apakah budaya melayu itu hanya sebatas yang selama ini ditampilkan oleh pejabat-pejabat di  Riau, lalu apa peran Dewan kesenian melayu dalam hal mengembangkan budaya Melayu, Datuk pun menjawab “ jangan sempit memandang sesuatu, Budaya melayu bukan hanya tari-tarian atau nyanyi-nyanyian, itu hanya lah bagian kecil dari budaya melayu, namun tak dipungkiri saat ini banyak yang terjebak dengan pemikiran seperti itu sehingga Melayu hanya dianggap sebagai tari-tarian atau sejenisnya, beliau berharap agar kita tidak terkotak-kotak dengan pandangan sempit itu, Dunia Melayu adalah Dunia Islam ada 300 Juta lebih orang melayu yang tersebar di seluruh dunia.
Terakhir Atuk berpesan bahwa jangan pernah menghampakan harapan orang yang datang pada kita, tidak mampu membantu dengan materi bantulah dengan pikiran atau tenaga Ujarnya menutup perbincangan siang itu.



Kisah Ria di TOT CP KEMENPORA


Namaku Ria dan aku suka sekali menuliskan apapun tentang apa yang kulihat dan apa yang aku rasa. Banyak orang mengklaim aku ini lebay..yah..whatever lah apapun itu selagi aku tidak menyakiti hati orang dalam tulisan ku maka aku rasa tidak ada yang salah, aku juga tidak lagi curhat di dunia maya, aku rasa kita harus bedakan mana yang curhat dan mana yang berbagi. Ya.. berbagi aku hanya ingin berbagi dengan kalian, jika ada yang bisa diambil maka ambil lah jika pun tidak maka buang saja. Aku rasa kalian yang suka komplain tentang hobby ku ini aku sarankan mulai sekarang Menulislah maka akan kalian lihat, kalian tidak akan bisa berhenti menulis, aku telah terjangkiti virus itu, sehingga kadang-kadang dalam keadaan marah pun aku menulis, menulis kemarahanku.
Hari ini aku ingin mengisahkan satu lagi dari sejarah hidupku, sebuah cerita dari balik sebuah hotel mewah ( sebut saja begitu) di kota ku kota Pekanbaru. Sebuah epilog kebersamaan bersama mereka teman-teman dari seluruh Provinsi Se Sumatra kecuali Lampung dan Bangka Belitung. Aku tidak mengatakan bahwa pelatihan ini sangat menyenangkan, pelatihan ala pejabat-pejabat pemerintahan, sekali lagi tidak, jangan katakan pelatihan ini sangat asyik dengan fasilitas hotel mewahnya (Tuinnggg Mutiara merdeka Euy..) sekali lagi tidak.
Teman-teman ku di kampus..
pelatihan ini jangan kalian bayangkan dengan segala ke”glamorannnya”,
jangan.. sekali-kali teman!
pelatihan “tarbiyah” di kampus kita  jauh lebih menyenangkan daripada pelatihan ini.
Tetapi pelatihan ini menjadi sangat luar biasa aku rasakan karena sebelumnya aku tidak malas mengikuti pelatihan di kampusku. Camkan itu teman-teman. Aku tidak malas saat harus pergi DM 1 atau 2, aku tidak malas saat harus ada dauroh pementor atau dauroh “guru ngaji” yang di sms kakakku, aku jalani walaupun kadang terdengar bisikan keluhan. Teman-teman tidak ada pelatihan yang jauh lebih menyenangkan selain pelatihan di kampus kita, karena disana kau tidak temukan rindu yang membuncah karena yang kau rindukan ada di sampingmu.


Hari itu Rabu tanggal 19 Oktober diantar oleh Nia adikku aku berangkat menuju ke hotel Mutiara Merdeka sekitar 12 km dari rumahku, berbekal dengan 2 tas tempat menaruh perlengkapan selama 8 hari dan satu tas tangan aku tiba di depan hotel Mutiara merdeka. Ya berdasarkan sms panitia kami harus check in di hotel sebelum pukul 9 pagi. Singkat cerita selesai sarapan (padahal sebelumnya aku udah makan Mie Ayam loh..he..he..) kami diminta menunggu oleh panitia, sembari menunggu aku menyelesaikan tulisan yang menjadi syarat mengikuti pelatihan ini. Sebuah  essay yang bertemakan “Membangun Karakter Pemuda Indonesia” untuk tulisan ku kali ini jujur  aku sebenarnya binggung ketika harus menuliskan bagaimana membangun karakter pemuda, dari mana aku harus memulainya dan karakter seperti apa yang harus aku jadikan tulisan. Dalam kebingungan itu akhirnya aku mendapat inspirasi untuk mengambil referensi dari KONSEP MUSLIM NEGARAWAN yang dimilki KAMMI. Ya begitu kerennya KAMMI merumuskan konsep kompetensi kader nya.
 Setelah itu pantia kemudian meminta kami untuk menyelesaikan administrasi di ruang pantia. Peserta belum datang semuanya, masih sebagian baru yang aku lihat, beberapa dari Jambi dan Padang. Menunggu dan menunggu itulah yang bisa kami lakukan hingga pukul 3 sore, sebelum acara pembukaan kami semua melaksanakan gladi resik sembari mengabsen peserta dari provinsi lain yang telah hadir. Tepat pukul 16.30 wib acara pembukaan dimulai dengan memakai kostum kaos merah putih yang dibagikan panitia kami terlihat sangat nasionalis. Indonesia Raya Berkumandang di Ball Room megah Hotel Mutiara merdeka. Di buka lansung oleh Staf Ahli Gubernur Riau Bidang SDM karena Gubernur Riau berhalangan hadir acara pembukaan juga di hadiri  oleh Asst Staf Deputi Bidang peningkatan kapasitas pemuda KEMENPORA Kepala Dispora Riau,. Tak lupa penampilan tarian persembahan beberapa remaja putri yang kutaksir berusia sekitar 12 hingga 15 tahun. Penampilan mereka memukai peserta lainnya tapi tidak bagi ku (he..he.. bukannya apa-apa aku udah biasa lihat tarian mereka kok..). usai acara penutupan kami semua di beri arahan singkat seputar kegiatan ini “Training Of Trainer Character Building (TOT CB) KEMENPORA dengan mengangkat tema “ Dari Pemuda Indonesia untuk Negaranya”..
it so great theme you know..
saya suka sekali membaca tema kegiatan ini.. sangat menyentuh hati dan memunculkan rasa memiliki Indonesia.. ya pemilihan tema kali ini pasti tidak main-main, makanya aku sangat percaya pilihan untaian kata-kata yang indah mampu menarik hati orang lain (So. Hati-hati lah memilih tema). Malamnya acara masih dilanjutkan dengan materi pertama dari Bapak Imam Gunawan selaku Asst Staf Deputi Peningkatan kapasitas pemuda dari KEMENPORA. Sesi yang dimulai sekitar pukul 08.30 wib ini mengangkat tema (Upss..saya lupa temanya apa..) yang pasti materi pertama ini bercerita tentang siapa itu pemuda dalam undang-undang termasuk peran pemuda dalam pembangunan. Satu  penyampaian yang menyentak saya ketika Pak Imam mengatakan “ barang siapa yang beragama dengan baik maka secara otomatis dia akan mencintai negaranya” weitss.. sesuatu banget ya. Mengingat banyaknya sekarang orang Indonesia sendiri yang ngaku ulama, kyai, dan sejenisnya namun kerjaannya selalu menghujat Indonesia, aku hanya berpikir jika benar mencintai kenapa tidak berbuat, bukankah yang dilihat amalan kita bukan wacana besar tanpa aksi.
Materi pertama ini selesai pada pukul 11.00 wib, namun sebelumnya kami oleh panitia di bagi kan kamar secara acak, panitia terlihat tidak siap ketika harus membagi-bagi kamar para peserta. Banyak yang kebingungan karenanya, hingga beberapa kali terlihat peserta harus menggotong tas nya kesana kemari, hanya karena instruksi pantia beberapa kali diralat oleh panitia itu sendiri. Belum lagi ketika pembagian tas dan kaos. Panitia lagi-lagi terlihat panik.sehingga jangan teman-teman bayangkan ada antrian dalam pembagian ini karena semuanya berebutan dan numpuk jadi satu. Begitu juga ketika Coffe break semuanya dumplek jadi satu. Ya tadinya sih berharap acara nasional setingkat KEMENPORA dikelola secara professional dan eksklusif.
Dan akhirnya dengan mengangkat tas menuju lantai 8 (kebetulan lift hotel hanya sampai lantai 7 saja) dengan mata mengantuk aku bergegas membuka pintu kamar  805 , yah lumayan lah kamar untuk 4 orang, cozy dan adem. Aku sekamar dengan peserta asal Kepri yaitu Tari, lalu ada Surya asal Aceh dan Meri asal Palembang untuk kawan ku satu ini begitu sampai dikamar dia lansung menanyakan padaku dimana ada orang jual Mpek-Mpek di sini tanyanya..he..he.. ada-ada saja.


Kamis, 13 Oktober 2011

Ria's second Resep


Nah sesuai Janji maka hari ini saya akan mempubblish sebuah resep yang kemarin aku bikin
Nama resepnya
Cumi tahu Goreng Saus Riau (namanya diganti..krna saya bikinya di Riau_Sok kedaerahan banget ya..^_^). Tapi pastikan kamu yang buat ini harus punya Gigi yang kuat untuk mengunyah setiap potongan cumi yang kamu masak karena saya gak nanggung loh kalau gigi kamu tanggal waktu makannya.
Oke lets go check it out..^_^
Cumi tahu Goreng Saus Riau
Bahan :
·         5 ekor Cumi bersihkan dan potong 2 (lihat ukurannya dulu, kalo cumi nya gede bisa dipotong, kalo kecil ya gak usah dipotong)
·         Tahu
·         Cabe Merah
·         Bawang merah
·         Bawang putih
·         Garam
·         Tomat
·         Minyak untuk menggoreng

Cara membuat :
·         Bersihkan cumi beri garam dan perasan jeruk nipis biar gak amis
·         Cabe merah,  bawang merah dan putih di giling hingga  halus
·         Potong tomat
·         Setelah bumbu siap,  Goreng tahu dan Cumi (kalo aku goreng Cumi nya ampe Crunchy karena aku gak suka yang masih basah dan lembek)
·         Setelah selesai menggoreng cumi dan tahu maka sisihkan
·         Selanjutnya tumis bumbu yang udah digiling dengan sedikit minyak aja ya
·         Tambahkan garam (oh ya kalo untuk cumi kamu gak usah menambahkan bumbu penyedap banyak2 karena cumi sendiri udah mengeluarkan cita rasa kaldu yang luar biasa)
·         Setelah bumbu harum dan masak campur bersama tahu dan Cumi goreng tadi
·         Makanan siap disajikan dengan nasi panas.

Rasakan sensasi rasanya
Gak bakalan nyesal loh

Pergedel jagung



 Hasil Karya yang membanggakan 

Hari ini 11 Oktober 2011, I Just at home.. gak kemana-mana hanya di rumah. Setelah sibuk berkutat dengan beberapa pekerjaan, yang belum selesai  (dan gak tau kapan akan selesai) aku berpikir untuk sejenak mengasah kemampuan ku yang kadang gak jelas, kadang terang benderang.
Tiba-tiba aku teringat dengan jagung kaleng  Yang kemarin aku beli,  rencananya jagung kalengan itu akan  aku gunakan untuk membuat kue Tako-Tako. Yang nantinya akan aku sajikan di acara diskusi ahad di MTQ..acara departemen KebijakanPublik nya Pak Gigin. Tapi karena sesuatu dan lain hal aku tidak jadi membuat makanan itu. Maka hari ini aku putuskan untuk membuat pergedel  jagung. Cerita punya cerita ni.. sudah satu tahun belakangan ini aku selalu berkesperimen dengan pergedel berbahan dasar Jagung, terakhir aku menghitung bahwa aku  telah membuatnya lebih dari 20 kali. Dan semuanya bermuara dengan kegagalan.  Aku gak ngerti kenapa makanan ini tidak menjadi pergedel seperti yang aku cita-citakan. Usut punya usut aku baru menyadari kesalahanku. ternyata itu semuanya terletak pada takaran bahan yang aku gunakan..dan aku baru menyadai hal itu sebulan yang lalu, setelah hampir puluhan kali membuat dan menyajikan nya pada keluarga dan teman-temanku. 
Dan hari ini aku senang sekali karena ternyata..taraaa..pergedel jagung ku berhasil sempurna..perfecto banget. Aku bahkan sampai gak tega mencicipinya.. aku berhasil membuatnya tanpa kurang suatu apapun..dan demi membagi kebahagiaan ini. Maka aku mempublish resep pergedel jagung yang aku ciptakan ini. Resep ini akan aku jaga sampai 7 turunan dan berharap pergedel jagung hari ini akan menjadi sejarah dalam hidupku..(karena for the first time Mama tidak mengkomplain masakan ku.. it’so amazing you know…^_^)
Berikut resep nya..so simple n easy to make this

Pergedel Jagung
Bahan :
1.sekaleng Jagung kaleng                              
2. 5 SDM Tepung  Terigu
3. Bawang Putih dan sedikit Kunyit     
4.2 tangkai Daun bawang dan Seledri              
5.Garam
6.Penyedap Rasa
7.Minyak untuk goreng
Cara membuat:
1.    Haluskan Jagung bersama Bawang putih dan sedkit kunyit
2.    Cincang daun bawang dan seledri
3.    Campurkan adonan menjadi satu, aduk rata
4.    Tambahkan garam dan penyedap rasa ke dalam adonan
5.    Cicipi rasanya jika udah pas, siap untu digoreng, Adonan jagung pastikan tidak encer  dan juga tidak padat. Gunakan Feeling untuk membuat adonan.. ini dilakukan agar Pergedel jagung kamu gak keras. Minimal ketika kamu pencet adonan bisa di uleni. Tidak encer dan tidak juga padat.
6.    Selanjutnya siapkan kuali untuk menggoreng, masukkan minyak. Jgn terlalu banyk, krna kalau minyak nya merendam adonan yang digoreng maka pergedel kamu akan berminyak,
7.    Dan setelah minyak panas masukkan adonan sesuai bentuk yang diinginkan. Kalo aku tadi membentuknya dalam ukuran kecil yang imut, yang kalo dimakan bisa lansung masuk mulut..menghemat pencernaan dan kerja Gigi untuk mengunyah..
8.     Gunakan api sedang saja. Setelah berwarna kekuningan dan Crunchy, angkat gorengan dan Tiriskan.
9.    Pergedel Jagung siap disantap. Simpel banget kan Bikinnya. Murah dan yang pasti sehat terjamin kebersihannya.
Tunggu resep lainnya ya.. Rencanya saya akan menpublish satu lagi resep yang berhasil saya buat yaitu Cumi Tahu Saus Padang..Ditunggu ya.

_Ria Bustanudin_



Minggu, 09 Oktober 2011

Kalo ini Saya yang punya


Dari sini kami belajar

net
      Hampir kurang dari 5 tahun KAMMI berperan dalam membangun karakter dan cara berpikir saya. Pada tujuan dan cara KAMMI telah masuk dalam diri saya, dakwah bersama KAMMI saya rasakan sebagai sebuah moment-moment indah yang penuh dinamika. Bagaimana KAMMI membekali seseoang menjadi berkualitas dalam segala hal, pada Tsaqofah keislaman, pada intelektualismenya. 
 KAMMI mampu membangun sebuah konsep pembentukan seseorang menjadi Pemimpin Tangguh yang  “Keras”, militansi dan loyalitas tinggi. Pada  gerakan mahasiswa yang lahir 13 tahun yang lalu ini semua telah dijawab olehnya.  KAMMI memilki arah yang jelas kemana dia akan bermuara, semuanya termaktub dalam visi dan misi yang bagi anak KAMMI semua itu telah  dihapal diluar kepala dan tertanam dalam jiwa dan pikirannya. Ash Shaff ayat 4 mengatakan bahwa Allah mencintai orang – orang yang berbaris rapi maka KAMMI telah merealisasikan dalam ruh dan geraknya, bahwa KAMMI merupakan salah satu  Organisasi rapi yang terkondisikan dalam setiap ruang dan waktu. Mungkin akan terasa sangat berlebihan, namun begitulah bahwa kecintaan kami kepada KAMMI seperti memakan buah durian yang tidak akan bisa diketahui rasanya jika kita tidak mencicipinya terlebih dahulu, ketika telah merasakannya, tak henti-henti ingin terus mencicipi. Begitulah KAMMI mengajarkan kami, entahlah saya pun tidak mengerti bagaimana KAMMI membentuk karakater ini.
      KAMMI kerap melempar saya ke berbagai  kejadian dan situasi  yang ketika itu saya pun tidak tahu harus melakukan apa. Pertama kali KAMMI telah melempar saya ke satu wajihah ammah di FKIP atas rekomendasi,  berbicara BEM saat itu komposisi struktur pengurus terdiri dari anak KAMMI, disana dinamika dan perbedaan menjadi biasa, diskusi alot di rapat kegiatan atau evaluasi penuh dinamika dan full energi, saat itu sebagai kader KAMMI yang tengah “dinas” diluar (saya menyebutnya dengan kami) perbedaan mengenai cara dan tekhnis itu hal yang biasa tetapi kami akan tetap satu suara jika sudah menyinggung masalah prinsip. Ketika itu formasi kader KAMMI di FKIP yang semuanya rata-rata  “nakal” dan “keras” terutama Kak Windy yg saat itu duduk di Departemen  Kebijakan Publik, banyak mendapat tedensi bahkan pernah beberapa kali adu fisik antara ikhwah dengan gerakan mahasiswa lain di FKIP dan bahkan dengan  Pembantu Dekan  III FKIP, saat itu kader KAMMI pasang badan membela di FKIP , ikhwah Tekhnik di BEM, Ikhwah Fekon di BEM, KP KAMMI, BPH KAMMI, semuanya bersuara, mengatur strategi, bahkan ana teringat ketika itu beberapa ikhwah pernah datang kepada Pembantu Dekan  III FKIP tersebut  bukan untuk memelas meminta maaf tetapi ingin menegaskan kepada beliau akan fungsi yang telah dilanggar dan sikap otoriter nya padahal gerakan mahasiswa tidak bisa diintervensi oleh siapapun bahkan dibubarkan oleh  siapapun kecuali oleh mahasiswa itu sendiri, saya masih ingat juga ketika anak KAMMI di BEM turun ke jalanan kampus dalam rangka aksi menyambut bulan Ramadhan, atau ketika anak KAMMI di BEM  mengadakan aksi sosial untuk anak Jalanan



bersama Rektor di bulan puasa saat itu, pergi aksi dengan menumpang bis kota menjadi hal yang tak lagi dianggap memalukan bagi  mereka karena di sini tidak ada yang anti dengan aksi karena mereka tidak pragmatis memandang aksi walaupun kritikan kerap hadir dari orang-orang didekat mereka, terakhir mereka membuat saya terkesan dengan semangat mereka merayakan HUT Milad KAMMI ke 13 beberapa waktu lalu, pengurus, AB 2 dan AB 1 , Alumni DM 1 yang baru beberapa bulan lalu bergabung mampu menyihir hati saya meninggalkan kesan dan menambah keyakinan saya akan tetap bermekarannya  bunga-bunga Haroki indah di AL-Adiyat ini melaui tangan-tangan kekar  yang akan mengenggam dunia ,  begitulah kader KAMMI keras dan tegas. Dan ini yang kadang tidak bisa diterima semua orang, tapi saya yakin keras dan tegas nya kader KAMMI adalah keras dan tegas nya Abu Bakar atau kerasnya Abdullah bin Mas’ud . Ketika saya ada di Aklamasi identitas sebagai anak KAMMI turut menyertai sepanjang keberadaan saya disana,  entahlah entah kenapa saya lebih senang menyertai diri saya sebagai anak KAMMI walaupun saya masih jauh dari harapan. Beberapa kali tulisan saya tidak diterbitkan di Aklamasi karena menganggap tulisan tersebut terlalu ke “KAMMI”, entahlah.. saya pun tidak tahu. Beberapa liputan saya dan  beberapa akhwat KAMMI di sana terkait persolan Bang Heriyanto Irsan, dan Ikhwah kita yang memperjuangan BEM UIR saat itu di tahun 2008 hingga 2009 lalu  yang terlalu di pojokkan karena kinerjanya di BEM UIR pun kerap memicu panas di ruang redaksi bahkan beritanya tidak jadi diangkat  saat itu, hingga tahun 2010 saya memilih resign dari sana itulah  pilihan  saya terkadang hati saya sakit melihat  ikhwah kita yang terlalu dilecehkan.
        Berada di komisariat selama dari tahun 2007 hingga sekarang 2011 memberi warna indah dalam setiap jengkal cerita  mulai dari ketidaksengajaan mengikuti DM,  ketidaklulusan mengikuti DM II di tahun 2008, syuro bersama di dept kebijakan Publik yang full ghiroh, mengikuti DM II di tahun 2009  bersama Akh  dan Ukh dari UIR, mengikuti Tasqib KAMMI, mengikuti aksi yang luar biasa, berorasi, penggalangan dana, merupakan untaian-untaian terindah yang pernah saya lalui bersama mereka. Aksi-aksi  bersama mereka di komisariat inilah yang telah mengajari saya banyak hal, bersama mereka pula saya mendapat banyak “kejutan”, masuk KAMMI tidak suka membaca buku jadi hal yang memalukan, buku-buku gerakan santapan mereka, bukan novel apalagi mangga, lagunya pun lagu Haroki juga lagu perjuangan Mahasiswa tidak musik cengeng,  orasi dijalan tidak canggung, menjadi moderator oke-oke saja, diundang jadi pembicara oke juga walau laptop tak akan lepas dihadapannya, dikasih binaan gak masalah malah kerap binaan diajak aksi, anak KAMMI juga bukan mereka yang kerap “mengancam keluar dari dakwah ini” hanya karena kecewa, bukan mereka yang kerjaannya melirik ikhwan atau akhwat,  tidak pernah memilki fikiran untuk cuti, membaca rutinitasnya , menulis senjatanya, orasi hobbnya,   meluruskan niat menjadi hal utama.
        Dauroh marhalah II di tahun 2009 lalu pun semakin membuat saya yakin untuk terus ada di sini. Disana kami ditempa untuk jadi seseorang yang berguna, berbicara dengan referensi dan data, bagaimana



kami mampu merealisasika kredo gerakan ini, membentuk kami untuk menjadi penggerak dakwahnya  Rasulullah. Itulah inti dari gerakan ini bagaimana eastafet da’wah tidak stagnan di tengah jalan.
      Seorang ikhwah di salah satu buku pernah mengeluarkan stantment yang saya tidak terlalu sepakati tapi cukup menggelitik hati saya beliau mengatakan kebanyakan kader-kader disini adalah kader “yang tak terpakai” dari dakwah kampus,  bahkan anak KAMMI terkadang sering memaksakan akhwat-akhwatnya untuk berdiskusi tentang feminisme, demokrasi, atau globalisasi, pergi seminar ini seminar itu,  Hearing ini Hearing itu, bahkan kerap memaksa akhwat nya dengan “tega” untuk orasi di jalan, namun Alhamdulillah bagi akhwat KAMMI itu bukan masalah bahkan di rapat pekanan bisa menjadi 6 sks sibuk membahas pemikiran, mengolah sistem, “mengkonsep” dakwah, mengkritisi kebijakan, memunculkan ide-ide besar dan “gila”  untuk membangun bangsa dan negara ini.. tapi yakinlah di syuro tersebut  teriakan takbir tetap menyertai syuro yang senantiasa dirindukan pengurusnys. Begitulah  mereka di setiap ujung hari di markas juang ruang kecil di sudut kota  ini teriakan keras yang membangkitkan semangat menuju kebangkitan dakwah tetap bergema hingga masuk kerelung terdalam, mereka yang bisa anda temui di sekre-sekre BEM  kampus, juga di rapat –rapat KPRM, tengah aksi di dijalan,  bahkan terkadang mereka terlibat adu argumen dengan teman-teman wajihah lain, atau tengah istirahat di sebuah mesjid di tengah keramaian pasar  ditemani gerobak pedagang buah hanya untuk sekedar melepas lelah namun semangat tetap membara  bahkan kadang antum bisa menemui mereka di sudut- sudut jalan yang entah apa tengah mereka kerjakan, begitulah anak KAMMI terkadang keanehan mereka tak mampu dipahami semuanya. 
      Itulah kenapa saya mencintai KAMMI sebagai jalan  juang.. karena KAMMI itu aneh tapi selalu kami rindukan..  untuk semua BPH KAMMI sebuah romantika yang telah berlalu, dan kita akan terus berjalan karena jalan ini masih panjang, kerinduan akan syuro di pagi harinya, kerinduan untuk saling mengingatkan..syurga itu telah terbayang di mata kita semua, ana ingin berjumpa antum di Firdaus itu.. bertemu lagi..bercengkarama,  ketika keletihan itu mengikuti maka biarkan pertemuan di sana menjadi peluruhnya.. ana rindu antum (Ria Bustanudin/KO Akhwat Humas)

 Dari KAMMI untuk Indonesia
Indonesia Butuh KAMMI

Tulisan Dari Seorang Kader KAMMI UIR


Keanehan

Ketika bergabung di KAMMI banyak keanehan yang ana rasakan yang menjerumuskan ana ke lembah kebaikan,KAMMI merupakan organisasi pertama kali yang ana ikuti di kampus.Mungkin didikan di KAMMI juga membuat ana yang dulunya tidak suka dengan politik,tapi di KAMMI ana diajarkan untuk mengerti dengan politik.karena setelah mengikuti dauroh marhalah 1 ana langsung di masukkan menjadi pengurus yaitu sebagai staf  Kebijakan Publik.KAMMI juga mengajarkan ana bagaimana kita menjadi seorang yang cinta dengan Indonesia. Organisasi KAMMI sangat berbeda dengan organisasi lain yang pernah ana ikuti dulu di bangku sekolahan.Dari KAMMI pertama kali ana ikut aksi dan turun ke jalan,yang waktu itu ikut aksinya secara sembunyi2 dan memakai cadar karena takut ketahuan sama keluarga.karena keluarga ana kurang setuju dengan yang namanya aksi,tapi ternyat aksi itu menyenangkan dan kita bisa menyampaikan aspirasi masyarakat.siapa lagi yang peduli dengan masyarakat kalau bukan mahasiswa. (Aprilina Suminta/Staff dept KP)

Jumat, 07 Oktober 2011

Gak Banget


Hari yang “Gak banget”
6 Oktober 2011

Pagi pukul 08.40 wib Kamis :
          Tepatnya hari ini, aku  kembali di benturkan pada kenyataan yang benar-benar tidak menyenangkan. aku tidak tahu apakah target itu bisa terlaksana atau tidak. Sikap beliau hari ini betul-betul menguras pemikiran dan mimpiku. Mungkin ini kesalahan pribadi dan aku “gak semestinya” meminta pengertian pada nya. Tapi entah kenapa selepas ini aku gak bisa menata kembali suasana hati, aku gak mau menangis atau sekedar mengeluarkan air mata untuk kejadian pagi yang tidak enak. Tetapi di balik kaca helm kesayangan ku ini aku ternyata sangat rapuh. Aku harus menyerah dengan air mata yang tak menyenangkan ini. Sepanjang jalan aku terus memikirkan akan sikap ku dan sikap nya. Beliau memang sulit ditaklukkan. Walau hati ku berusaha meyakinkan bahwa semua baik-baik saja, aku tetap tidak bisa menenangkan yang tengah berkecamuk. aku pun tahu hanya Allah lah yang membuat ku yakin, bahwa semua pasti akan berlalu. Dan ini hanya sementara. Namun sampai aku menulis ini pun aku masih “gak banget”.
09.00 (menit ke berapa nya aku lupa)
Perjalanan dari kampus aku lanjutkan menuju daerah Panam. Pagi ini aku ada janji dengan seseorang. Aku meminta bantuannya untuk membantu menyelesaikan tugas yang tak kunjung selesai, orang ini ternyata baik juga. Selesai mengantarkan sesuatu itu  kepadanya aku arahkan motor Soul merah kesayanganku ke arah tempat pengisian BBM. Tiga hari ini minyak motor ku sedikit hemat. Selasa lalu aku mengisi hingga full. Rencana untuk servis motor ku pun belum bisa terlaksana. Seumur hidup aku tidak pernah melakukan pekerjaan ini. Dulu pun dengan Jupiter biru ku, aku tidak pernah melakukan ini. Tapi sepertinya aku harus belajar sendiri untuk datang ke bengkel dan melihat sendiri kondisi motor ku. Seperti kehidupan aku pun tidak bisa lagi menghandalkan orang rumah untuk melakukan tugas ini. Aku harus mandiri, minimal membawa motor ku untuk di servis. Fuiiiihhhh.. tapi tidak lah untuk hari ini. Mood ku lagi gak baik, dan aku tidak lagi bersemangat mau melakukan apapun apalagi jika itu pekerjaan yang asing bagi ku. Kulihat penunjuk waktu di HP menunjukkan pukul 10. 05 Wib. Aku baru ingat bahwa aku belum sarapan. Sarapan bagi aku sangat lah penting sama pentingnya dengan sahur di bulan puasa. Penderita maag seperti ku tidak boleh lalai dengan makan. Tapi ini kurasa bukan lagi saat yang tepat untuk mengatakan “it’s time to Breakfast” kalau anda menginap  di hotel dan turun di jam segini maka jangan berharap akan menemukan sepotong roti atau  susu segar yang masih tersisa di Buffet restoran. Anda hanya akan melihat para Waitress nya sibuk merapikan meja. Dan malangnya anda terpaksa harus memesan makanan khusus Branch (Breakfast dan lunch) jangan bermimpi untuk mendapat gratis Breakfast karena anda akan di charge oleh waitress (Yee.. siapa suruh jam segitu baru turun rasain..deh). Mood buruk kembali menghantui ku.. kejadian pagi ini benar-benar telah… (uhhhhfff) ya inilah aku Ria. Aku sering terpengaruh dengan hal-hal yang pasti mempengaruhi perilaku ku. Sesuatu yang belum bisa hilang dari hidupku. Ya.. keinginan untuk wisuda itu mempengaruhi semua sikapku. Sehingga menjadikan itu sesuatu yang memilki efek buruk. Ya.. aku memang ingin segera wisuda. Meninggalkan kampus dan melalang di jelajah impian ku. Aku ingin menggapai tempat yang ku setting di Planing hidupku. Aku harus segera mengambil S2 di jurusan yang aku inginkan. Dan kembali ke Riau mendedikasikan semuanya. Tapi lagi-lagi benturan. Dan ini membuatku bĂȘte banget.
Aku lewati jalan Nangka rencana ku selanjutnya aku ingin ke Gobah, aku lebih memilih memakai jalan alternative melalui Jl.KH Ahmad Dahlan. Sampai di  Sudirman aku memutar melalui Jl Nangka, disini aku tersenyum sendirian mengngat kejadian ketika Aksi G14S kemarin di bawah hujan dan kedinginan tak sedikit pun mengurangi semangat kami kala itu. Ku tancapkan Gas motor melaju dalam kecepatan yang biasa-biasa saja. Trus masuk ke Jl. Ronggowarsito di sini memori ku kembali berputar mengingat beberapa minggu lalu. 2 hari aku menghabiskan waktu bersama para pejuang KAMMI di sini. Ingat kejadian pagi Sabtu itu, hari terakhir di sini. Di tengah keheningan subuh itu aku dan seorang akhwat harus mencari air untuk Wudhu ditambah lagi sang Akhwat itu udah gak tahan pengen ke toilet, kami pun mengambil inisiatif ke Mesjid Arfaunnas di UNRI Gobah. He..he.. kenangan-kenagan itu berputar seperti alunan musik mozard di kepala ku. Hal-hal yang seperti ini lah yang membuat ku mampu melupakan masalah-masalah dalam hidup. Aku pun rindu mereka, aku rindu suasasana pelatihan itu.
Aku sadar ini bukan saat yang tepat untuk sarapan, maka kuputuskan membeli Nasi bungkus dengan lauknya. Kuparkirkan motor ku di halaman sebuah rumah makan. Sebenarnya aku orang yang paling tidak suka dengan yang namanya Nasi bungkus. Aku suka ngeri melihat makanan yang dibalut dengan cabe yang merah dan kuah kari yang kental membuatku merinding. Ketika memilih lauk pun tidak sulit bagi ku. Aku tidak perlu melirik ikan-ikanan, gulai-gulaian,  cukup ayam saja favorit ku. Lagi-lagi sesuatu yang aneh pada diriku, dari dulu hingga sekarang aku sedikit pun tidak menyukai ikan yang dibakar atau di gulai. Aku membayangkan ikan-ikan dengan kepalanya itu hidup dalam mulutku, aku merasa diriku ini aneh bin ajaib. Suatu ketika anak KAMMI mengadakan acara Halal Bihalal mereka membakar lebih kurang 50 ekor ikan, mulai dari ikan Mas, ikan Nila ampe ikan Patin. Setelah ikan matang dan siap disantap aku mendadak takut bukan karena akan menyantapnya tapi aku takut mereka tersinggung kalau aku tidak memakan ikan bakar yang telah mereka sajikan. Aku takut mereka tidak tahu kalau aku tidak menyukai ikan-ikan itu. Syukurlah ketika akan disajikan nasi bungkus yang dibeli ikhwannya lengkap dengan lauk nya, bersama mereka aku menyantap makanan itu. Tanpa mereka ketahui kalau aku tidak memakan ikan yang telah mereka masak. Hal-hal ini lah yang selalu menghantui ku selama bertahun-tahun di sini. Ketika ada pelatihan aku sering merasa tertekan ketika tiba waktunya makan. Aku khawatir kalau mereka tidak bisa menerima kekurangan ku, aku takut mereka tersinggung dan menganggap aku tak mau makan makanan yang mereka buat. Padahal jujur dalam hati tidak ada sedikitpun aku berniat seperti itu. Setelah selesai membayar nasi bungkus ku aku pun lansung menancap gas menuju rumah. Aku lagi-lagi memilih jalan alternative agar segera sampai di rumah.
Sampai di rumah seperti biasa, sejak aku masih bayi hingga sekarang. Jam-jam segini rumah ku pasti tidak ada orang. Sepi hanya aku sendirian. Mama pulang sekitar jam 12 lewat. Kalo Papa sudah pasti sore. Nia dan Puput gendut gak jelas juga. Segera aku santap makanan ku, sambil melihat tayangan di TV. Di salah satu stasiun TV swasta mereka menayangkan program yang berjudul Ibu. Tayangan Inspiratif tentang kisah seorang Ibu. Aku teringat Mamaku, mungkinkah aku bisa seperti Ibu tersebut yang tetap setia menjaga Emak nya yang kini sudah berusia lanjut, pikun bahkan sudah tidak ingat lagi kepada anaknya. Bisakah aku seperti dia??? Kalau sekarang saja aku masih sering ngambek dan membuatnya sedih.  Bisakah aku menjadi Ibu yang baik bagi anakku kelak. Jika untuk dewasa saja aku masih tertatih, untuk banyak hal aku bahkan belum bisa sendiri. Bahkan sampai sekarang aku belum pandai  mencuci pakaian ku sendiri, ditambah lagi kondisi tangan ku yang patah ini sudah hampir setahun lebih aku tidak pernah melakukan pekerjaan-pekerjaan sejenis itu.
11.30 wib
Hari ini aku benar-benar merasa menjadi orang yang tidak produktif sedunia. Aku tidak bersemangat mau melakukan apapun. Padahal tugasku menumpuk. Proseding DM 2 belum juga selesai, tugas dari pembimbing ku pun belum aku selesaikan. Di Uir ada beberapa pekerjaan yang sebenarnya  ingin ku selesaikan. Tapi aku lagi tidak mOod mau ke UIR. Kejadian ahad lalu membuatku malas mau kesana. Bertemu dengan mereka, aku sesekali hanya ingin mengatakan bahwa aku juga punya perasaan tak ingin terus dibentak dengan suara besarnya, dengan sikap arogannya, dan sikapnya yang sering menyakitiku. Mungkin aku salah tapi aku punya alasan dengan sikap ku itu. Kalau saja dia tahu kenapa aku mempertanyakan soalan mereka di dalam kendaraan roda empat itu bersama-sama bukan karena aku ingin mengatakan bahwa mereka salah. Tidak sama sekali tetapi aku hanya khawatir padamu Ukhti. Bisakah kau yakinkan mereka Ikhwan-ikhwan itu kalau hati mereka baik-baik saja selepas perjalanan itu. Ukhti.. jangan katakan ini atas nama Dakwah, kalau kau tidak memahaminya. Mungkin aku juga tidak paham bahkan aku tahu kau jauh lebih diatas aku. Kau anak pondokan dan aku bukan. Kau dekat dengan kakak-kakak di kampus UIR itu dan aku tidak. Kau mengetahui banyak hal mengenai buruknya aku dan aku tidak. Bacaan al – quran mu bagus dan aku jauh dari bagus. Hanya satu yang aku tahu Ukhti bahwa ikhwan-ikhwan dan anti juga manusia. Yang bisa tergoda kapan saja. Itu saja yang sebenarnya ingin kuberi tahu padamu tapi sedikit pun kau tidak memberi kesempatan. Kau telah menyakiti hati ku ukhti.. dan aku tengah belajar untuk tidak menyakitimu sesungguhnya.
Tiba-tiba mataku mengantuk, aku putuskan untuk tidur. Dalam kondisi lagi “dihalalkan” untuk tidak sholat ini aku bisa mengambil posisi Pewe untuk tidur. Sambil menunggu Mama pulang aku baringkan tubuh ku diatas tempat tidur. Kamar Mama ku aku adalah tempat ternyaman kami semuanya. Adem dan menenangkan. Perjalanan ke kampus dan panam hari ini menguras energi ku. Sejak mengalami kecelakaan tahun lalu. sepertinya anti bodi ku berkurang. Aku sering merasa letih dan kelelahan yang sangat jika beraktifitas yang sebenarnya tidak terlalu berat  ditambah lagi Tangan patahku terasa ngilu, ketika posisi tidur tangan ku ini memang selalu mengalami kesulitan. Tapi entah mengapa sejak beberapa hari ini tangan ku  terasa bertambah sakit dan ngilu.
Pukul 12.30
Sayup-sayup kudengar bunyi bel rumahku, ooh.. rupanya Mama ku sudah pulang. Selesai kubukakan pintu aku melanjutkan tidur. Bahkan ketika mau tidur saja, kejadian pagi tadi masih membuntutiku. Ah.. aku sebel. Ya Allah hanya engkau yang maha mengetahui siapa aku. Padamu kupasrahkan semuanya.

Pukul 15.45 wib
Aku terjaga dari mimpi.. ah dasar Ria. Siang-siang tidur dan masih sempat bermimpin pula. aku turun dan kulihat tidak ada satu orang pun di rumah. Aku buat segelas Teh Manis pelepas dahaga. aku kembali naik ke atas. Masuk ke kamar dan aku hidupkan laptop kesayanganku. Modem berwarna putih aku colokkan ke tempatnya. Setelah connect aku buka opera kesayangan ku, menuju fb ku. Aku lihat ada beberapa pemberitahuan. Kebanyakan datang dari Group-group yang aku ikuti. Beberapa Group sudah aku leaving kan. Karena sering menganggu, apalagi kalau anggota Groupnya udah chating di room chat menganggu sekali. Karena banyak hal yang tidak penting yang mereka diskusikan. Demi kenyamanan aku keluarkan diriku. Sambil OL (istilah orang-orang) kukerjakan beberapa Tugas ku di word.
16.55 Wib
Papa Pulang
Naik ke atas dan menanyakan kemana Mama ku.. he..he.. mama ..mama
Tiba-tiba tante Lani mama Adit tetangga yang menyewa di rumah sebelah memanggil. Aku pun turun dan membukakan pintu. Weisss… ternyata beliau membawakan 2 mangkok soto yang kelihatannya sangat lezat. Asik.. pikirku. Rezeki memang tidak pernah disangka-sangka datangnya.
17.30 Wib
Mama Pulang.. rupanya beliau ke Rumah tante Iyus di Handayani. Rumah lama kami. Mama cerita kalau di sana beliau memasak Gulai ayam plus nangka muda. Ya mama suka sekali di rumah beliau. Rumahnya sederhana saja bahkan jauh sebenarnya dari sederhana. Tetapi keramahan Janda dengan empat anak itu yang membuat Mama betah bersamanya.
Pamfet kegiatan yang tadi malam aku  taq direspon oleh beberapa orang. Mereka diskusi dan memberi beberapa advice kepada ku dan Gigin selaku pelaksana acara. Ya.. beberapa orang mengkritisi kegiatan kami. Bagus sih tapi aku lihat orang itu sangat nyinyir dan lebih banyak teori saja. Ketika disodorin kegiatan dia malah berkilah.. he..he.. manusia..manusia.. !
Maghrib menjelang
Hari ini dengan pagi nya yang tidak menyenangkan membuatku sangat letih. Dan aku merasa adalah orang yang paling “Gak BAnget” dengan sedikit masalah tadi cukup menggambarkan kelemahan ku. Dan siapa aku. Ya Allah padamu kusandarkan hidup dan mati ku. Ya Allah kuatkan lah pundak ku menahan ini semua. Aku ingin menjelajah bumi untuk kuceritakan pada dunia akan keindahanMu. Ya Allah aku Ingin…
Coretan Hati

Ria Bustanudin