Ubaidillah bin
Syumaith bercerita,
“Aku pernah mendengar ayahku
berkata, “Wahai orang yang tertipu
dengan kesehatannya yang panjang.
Tidakkah kamu melihat betapa
banyaknya orang yang mati tanpa
sakit sama sekali? Wahai orang yang
tertipu dengan kesantaian, tidakkah
kamu melihat betapa banyak orang
yang nyawanya direnggut tanpa
persiapan? Apakah kalian tertipu
dengan kesehatan? Atau kalian
berbangga dengan kekuatan? Ataukah
kalian merasa aman dengan
kematian? Ataukah kalian sudah
berani dengan Malaikat Maut?
Sesungguhnya jika Malaikat Maut
datang, ia tidak dapat dihalangi oleh
kekayaanmu walaupun harta
simpananmu melimpah. Tidakkah
kamu tahu bahwa skratul maut itu
berat, sesak, dan penuh penyesalan?”
Kemudian ayahku melanjutkan,”Se
sungguhnya Allah Swt merahmati
hamba yang beramal untuk kehidupan
setelah kematian. Semoga Allah Swt
merahmati hamba yang
memperhatikan dirinya sebelum
kematian menghampirinya.”
“Aku pernah mendengar ayahku
berkata, “Wahai orang yang tertipu
dengan kesehatannya yang panjang.
Tidakkah kamu melihat betapa
banyaknya orang yang mati tanpa
sakit sama sekali? Wahai orang yang
tertipu dengan kesantaian, tidakkah
kamu melihat betapa banyak orang
yang nyawanya direnggut tanpa
persiapan? Apakah kalian tertipu
dengan kesehatan? Atau kalian
berbangga dengan kekuatan? Ataukah
kalian merasa aman dengan
kematian? Ataukah kalian sudah
berani dengan Malaikat Maut?
Sesungguhnya jika Malaikat Maut
datang, ia tidak dapat dihalangi oleh
kekayaanmu walaupun harta
simpananmu melimpah. Tidakkah
kamu tahu bahwa skratul maut itu
berat, sesak, dan penuh penyesalan?”
Kemudian ayahku melanjutkan,”Se
sungguhnya Allah Swt merahmati
hamba yang beramal untuk kehidupan
setelah kematian. Semoga Allah Swt
merahmati hamba yang
memperhatikan dirinya sebelum
kematian menghampirinya.”
(Dalam Shifatus Shafwah,
Ibnu Al-Jauzi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar