Hari yang “Gak
banget”
6 Oktober 2011
6 Oktober 2011
Pagi pukul 08.40 wib Kamis :
Tepatnya
hari ini, aku kembali di benturkan pada
kenyataan yang benar-benar tidak menyenangkan. aku tidak tahu apakah target itu
bisa terlaksana atau tidak. Sikap beliau hari ini betul-betul menguras
pemikiran dan mimpiku. Mungkin ini kesalahan pribadi dan aku “gak semestinya”
meminta pengertian pada nya. Tapi entah kenapa selepas ini aku gak bisa menata
kembali suasana hati, aku gak mau menangis atau sekedar mengeluarkan air mata untuk
kejadian pagi yang tidak enak. Tetapi di balik kaca helm kesayangan ku ini aku
ternyata sangat rapuh. Aku harus menyerah dengan air mata yang tak menyenangkan
ini. Sepanjang jalan aku terus memikirkan akan sikap ku dan sikap nya. Beliau
memang sulit ditaklukkan. Walau hati ku berusaha meyakinkan bahwa semua
baik-baik saja, aku tetap tidak bisa menenangkan yang tengah berkecamuk. aku
pun tahu hanya Allah lah yang membuat ku yakin, bahwa semua pasti akan berlalu.
Dan ini hanya sementara. Namun sampai aku menulis ini pun aku masih “gak
banget”.
09.00 (menit ke berapa nya aku
lupa)
Perjalanan
dari kampus aku lanjutkan menuju daerah Panam. Pagi ini aku ada janji dengan
seseorang. Aku meminta bantuannya untuk membantu menyelesaikan tugas yang tak
kunjung selesai, orang ini ternyata baik juga. Selesai mengantarkan sesuatu itu
kepadanya aku arahkan motor Soul merah kesayanganku
ke arah tempat pengisian BBM. Tiga hari ini minyak motor ku sedikit hemat.
Selasa lalu aku mengisi hingga full. Rencana untuk servis motor ku pun belum
bisa terlaksana. Seumur hidup aku tidak pernah melakukan pekerjaan ini. Dulu
pun dengan Jupiter biru ku, aku tidak pernah melakukan ini. Tapi sepertinya aku
harus belajar sendiri untuk datang ke bengkel dan melihat sendiri kondisi motor
ku. Seperti kehidupan aku pun tidak bisa lagi menghandalkan orang rumah untuk
melakukan tugas ini. Aku harus mandiri, minimal membawa motor ku untuk di
servis. Fuiiiihhhh.. tapi tidak lah untuk hari ini. Mood ku lagi gak baik, dan
aku tidak lagi bersemangat mau melakukan apapun apalagi jika itu pekerjaan yang
asing bagi ku. Kulihat penunjuk waktu di HP menunjukkan pukul 10. 05 Wib. Aku
baru ingat bahwa aku belum sarapan. Sarapan bagi aku sangat lah penting sama
pentingnya dengan sahur di bulan puasa. Penderita maag seperti ku tidak boleh
lalai dengan makan. Tapi ini kurasa bukan lagi saat yang tepat untuk mengatakan
“it’s time to Breakfast” kalau anda menginap
di hotel dan turun di jam segini maka jangan berharap akan menemukan
sepotong roti atau susu segar yang masih
tersisa di Buffet restoran. Anda hanya akan melihat para Waitress nya sibuk
merapikan meja. Dan malangnya anda terpaksa harus memesan makanan khusus Branch
(Breakfast dan lunch) jangan bermimpi untuk mendapat gratis Breakfast karena
anda akan di charge oleh waitress (Yee.. siapa suruh jam segitu baru turun
rasain..deh). Mood buruk kembali menghantui ku.. kejadian pagi ini benar-benar
telah… (uhhhhfff) ya inilah aku Ria. Aku sering terpengaruh dengan hal-hal yang
pasti mempengaruhi perilaku ku. Sesuatu yang belum bisa hilang dari hidupku.
Ya.. keinginan untuk wisuda itu mempengaruhi semua sikapku. Sehingga menjadikan
itu sesuatu yang memilki efek buruk. Ya.. aku memang ingin segera wisuda.
Meninggalkan kampus dan melalang di jelajah impian ku. Aku ingin menggapai
tempat yang ku setting di Planing
hidupku. Aku harus segera mengambil S2 di jurusan yang aku inginkan. Dan
kembali ke Riau mendedikasikan semuanya. Tapi lagi-lagi benturan. Dan ini
membuatku bĂȘte banget.
Aku lewati jalan
Nangka rencana ku selanjutnya aku ingin ke Gobah, aku lebih memilih memakai
jalan alternative melalui Jl.KH Ahmad Dahlan. Sampai di Sudirman aku memutar melalui Jl Nangka,
disini aku tersenyum sendirian mengngat kejadian ketika Aksi G14S kemarin di bawah
hujan dan kedinginan tak sedikit pun mengurangi semangat kami kala itu. Ku
tancapkan Gas motor melaju dalam kecepatan yang biasa-biasa saja. Trus masuk ke
Jl. Ronggowarsito di sini memori ku kembali berputar mengingat beberapa minggu
lalu. 2 hari aku menghabiskan waktu bersama para pejuang KAMMI di sini. Ingat
kejadian pagi Sabtu itu, hari terakhir di sini. Di tengah keheningan subuh itu
aku dan seorang akhwat harus mencari air untuk Wudhu ditambah lagi sang Akhwat
itu udah gak tahan pengen ke toilet, kami pun mengambil inisiatif ke Mesjid
Arfaunnas di UNRI Gobah. He..he.. kenangan-kenagan itu berputar seperti alunan
musik mozard di kepala ku. Hal-hal yang seperti ini lah yang membuat ku mampu
melupakan masalah-masalah dalam hidup. Aku pun rindu mereka, aku rindu
suasasana pelatihan itu.
Aku sadar
ini bukan saat yang tepat untuk sarapan, maka kuputuskan membeli Nasi bungkus
dengan lauknya. Kuparkirkan motor ku di halaman sebuah rumah makan. Sebenarnya
aku orang yang paling tidak suka dengan yang namanya Nasi bungkus. Aku suka
ngeri melihat makanan yang dibalut dengan cabe yang merah dan kuah kari yang
kental membuatku merinding. Ketika memilih lauk pun tidak sulit bagi ku. Aku
tidak perlu melirik ikan-ikanan, gulai-gulaian,
cukup ayam saja favorit ku. Lagi-lagi sesuatu yang aneh pada diriku,
dari dulu hingga sekarang aku sedikit pun tidak menyukai ikan yang dibakar atau
di gulai. Aku membayangkan ikan-ikan dengan kepalanya itu hidup dalam mulutku,
aku merasa diriku ini aneh bin ajaib. Suatu ketika anak KAMMI mengadakan acara
Halal Bihalal mereka membakar lebih kurang 50 ekor ikan, mulai dari ikan Mas,
ikan Nila ampe ikan Patin. Setelah ikan matang dan siap disantap aku mendadak
takut bukan karena akan menyantapnya tapi aku takut mereka tersinggung kalau aku
tidak memakan ikan bakar yang telah mereka sajikan. Aku takut mereka tidak tahu
kalau aku tidak menyukai ikan-ikan itu. Syukurlah ketika akan disajikan nasi
bungkus yang dibeli ikhwannya lengkap dengan lauk nya, bersama mereka aku
menyantap makanan itu. Tanpa mereka ketahui kalau aku tidak memakan ikan yang
telah mereka masak. Hal-hal ini lah yang selalu menghantui ku selama
bertahun-tahun di sini. Ketika ada pelatihan aku sering merasa tertekan ketika
tiba waktunya makan. Aku khawatir kalau mereka tidak bisa menerima kekurangan
ku, aku takut mereka tersinggung dan menganggap aku tak mau makan makanan yang
mereka buat. Padahal jujur dalam hati tidak ada sedikitpun aku berniat seperti
itu. Setelah selesai membayar nasi bungkus ku aku pun lansung menancap gas
menuju rumah. Aku lagi-lagi memilih jalan alternative agar segera sampai di
rumah.
Sampai di
rumah seperti biasa, sejak aku masih bayi hingga sekarang. Jam-jam segini rumah
ku pasti tidak ada orang. Sepi hanya aku sendirian. Mama pulang sekitar jam 12 lewat.
Kalo Papa sudah pasti sore. Nia dan Puput gendut gak jelas juga. Segera aku
santap makanan ku, sambil melihat tayangan di TV. Di salah satu stasiun TV
swasta mereka menayangkan program yang berjudul Ibu. Tayangan Inspiratif
tentang kisah seorang Ibu. Aku teringat Mamaku, mungkinkah aku bisa seperti Ibu
tersebut yang tetap setia menjaga Emak nya yang kini sudah berusia lanjut,
pikun bahkan sudah tidak ingat lagi kepada anaknya. Bisakah aku seperti dia???
Kalau sekarang saja aku masih sering ngambek dan membuatnya sedih. Bisakah aku menjadi Ibu yang baik bagi anakku
kelak. Jika untuk dewasa saja aku masih tertatih, untuk banyak hal aku bahkan
belum bisa sendiri. Bahkan sampai sekarang aku belum pandai mencuci pakaian ku sendiri, ditambah lagi
kondisi tangan ku yang patah ini sudah hampir setahun lebih aku tidak pernah melakukan
pekerjaan-pekerjaan sejenis itu.
11.30 wib
Hari ini
aku benar-benar merasa menjadi orang yang tidak produktif sedunia. Aku tidak
bersemangat mau melakukan apapun. Padahal tugasku menumpuk. Proseding DM 2
belum juga selesai, tugas dari pembimbing ku pun belum aku selesaikan. Di Uir
ada beberapa pekerjaan yang sebenarnya
ingin ku selesaikan. Tapi aku lagi tidak mOod mau ke UIR. Kejadian ahad
lalu membuatku malas mau kesana. Bertemu dengan mereka, aku sesekali hanya
ingin mengatakan bahwa aku juga punya perasaan tak ingin terus dibentak dengan
suara besarnya, dengan sikap arogannya, dan sikapnya yang sering menyakitiku.
Mungkin aku salah tapi aku punya alasan dengan sikap ku itu. Kalau saja dia
tahu kenapa aku mempertanyakan soalan mereka di dalam kendaraan roda empat itu
bersama-sama bukan karena aku ingin mengatakan bahwa mereka salah. Tidak sama
sekali tetapi aku hanya khawatir padamu Ukhti. Bisakah kau yakinkan mereka
Ikhwan-ikhwan itu kalau hati mereka baik-baik saja selepas perjalanan itu.
Ukhti.. jangan katakan ini atas nama Dakwah, kalau kau tidak memahaminya.
Mungkin aku juga tidak paham bahkan aku tahu kau jauh lebih diatas aku. Kau
anak pondokan dan aku bukan. Kau dekat dengan kakak-kakak di kampus UIR itu dan
aku tidak. Kau mengetahui banyak hal mengenai buruknya aku dan aku tidak.
Bacaan al – quran mu bagus dan aku jauh dari bagus. Hanya satu yang aku tahu
Ukhti bahwa ikhwan-ikhwan dan anti juga manusia. Yang bisa tergoda kapan saja.
Itu saja yang sebenarnya ingin kuberi tahu padamu tapi sedikit pun kau tidak
memberi kesempatan. Kau telah menyakiti hati ku ukhti.. dan aku tengah belajar
untuk tidak menyakitimu sesungguhnya.
Tiba-tiba
mataku mengantuk, aku putuskan untuk tidur. Dalam kondisi lagi “dihalalkan”
untuk tidak sholat ini aku bisa mengambil posisi Pewe untuk tidur. Sambil
menunggu Mama pulang aku baringkan tubuh ku diatas tempat tidur. Kamar Mama ku
aku adalah tempat ternyaman kami semuanya. Adem dan menenangkan. Perjalanan ke
kampus dan panam hari ini menguras energi ku. Sejak mengalami kecelakaan tahun
lalu. sepertinya anti bodi ku berkurang. Aku sering merasa letih dan kelelahan
yang sangat jika beraktifitas yang sebenarnya tidak terlalu berat ditambah lagi Tangan patahku terasa ngilu,
ketika posisi tidur tangan ku ini memang selalu mengalami kesulitan. Tapi entah
mengapa sejak beberapa hari ini tangan ku
terasa bertambah sakit dan ngilu.
Pukul 12.30
Sayup-sayup
kudengar bunyi bel rumahku, ooh.. rupanya Mama ku sudah pulang. Selesai
kubukakan pintu aku melanjutkan tidur. Bahkan ketika mau tidur saja, kejadian
pagi tadi masih membuntutiku. Ah.. aku sebel. Ya Allah hanya engkau yang maha
mengetahui siapa aku. Padamu kupasrahkan semuanya.
Pukul 15.45
wib
Aku terjaga
dari mimpi.. ah dasar Ria. Siang-siang tidur dan masih sempat bermimpin pula.
aku turun dan kulihat tidak ada satu orang pun di rumah. Aku buat segelas Teh
Manis pelepas dahaga. aku kembali naik ke atas. Masuk ke kamar dan aku hidupkan
laptop kesayanganku. Modem berwarna putih aku colokkan ke tempatnya. Setelah
connect aku buka opera kesayangan ku, menuju fb ku. Aku lihat ada beberapa
pemberitahuan. Kebanyakan datang dari Group-group yang aku ikuti. Beberapa
Group sudah aku leaving kan. Karena sering menganggu, apalagi kalau anggota
Groupnya udah chating di room chat menganggu sekali. Karena banyak hal yang
tidak penting yang mereka diskusikan. Demi kenyamanan aku keluarkan diriku.
Sambil OL (istilah orang-orang) kukerjakan beberapa Tugas ku di word.
16.55 Wib
Papa Pulang
Naik ke
atas dan menanyakan kemana Mama ku.. he..he.. mama ..mama
Tiba-tiba
tante Lani mama Adit tetangga yang menyewa di rumah sebelah memanggil. Aku pun
turun dan membukakan pintu. Weisss… ternyata beliau membawakan 2 mangkok soto
yang kelihatannya sangat lezat. Asik.. pikirku. Rezeki memang tidak pernah
disangka-sangka datangnya.
17.30 Wib
Mama
Pulang.. rupanya beliau ke Rumah tante Iyus di Handayani. Rumah lama kami. Mama
cerita kalau di sana beliau memasak Gulai ayam plus nangka muda. Ya mama suka
sekali di rumah beliau. Rumahnya sederhana saja bahkan jauh sebenarnya dari
sederhana. Tetapi keramahan Janda dengan empat anak itu yang membuat Mama betah
bersamanya.
Pamfet
kegiatan yang tadi malam aku taq
direspon oleh beberapa orang. Mereka diskusi dan memberi beberapa advice kepada
ku dan Gigin selaku pelaksana acara. Ya.. beberapa orang mengkritisi kegiatan
kami. Bagus sih tapi aku lihat orang itu sangat nyinyir dan lebih banyak teori
saja. Ketika disodorin kegiatan dia malah berkilah.. he..he..
manusia..manusia.. !
Maghrib
menjelang
Hari ini
dengan pagi nya yang tidak menyenangkan membuatku sangat letih. Dan aku merasa
adalah orang yang paling “Gak BAnget” dengan sedikit masalah tadi cukup
menggambarkan kelemahan ku. Dan siapa aku. Ya Allah padamu kusandarkan hidup
dan mati ku. Ya Allah kuatkan lah pundak ku menahan ini semua. Aku ingin
menjelajah bumi untuk kuceritakan pada dunia akan keindahanMu. Ya Allah aku
Ingin…
Coretan Hati
Ria Bustanudin