Lagi-lagi pertanyaan
yang sama di tanyakan kembali, kalau mau menghitung nya mungkin pertanyaan ini
sudah ribuan kali ditanyakan oleh puluhan orang yang ada didekatku. Mulai dari
orang tua, keluarga, adik-adikku, teman-teman, saudara seorganisasi hingga
teman di dunia maya. Tapi ada yang menggelitik untuk pertanyaan kali ini,
sebuah pertanyaan yang tak lansung mendarat kepadaku, pertanyaan yang kemudian
ditanyakan kepada orang lain oleh temanku itu, he..he.. apakah karena dia
melihat ku sangat dekat dengan saudariku itu sehingga cukup bagi teman ku itu
untuk menanyakan nya.
Hmmm.. tertawa geli saja mendengar cerita
saudari ku itu, aku percaya dia tak akan menambahkan atau melebihkan. Hal serupa juga pernah dilakukan oleh seorang
senior ku, pertanyaan ini di tanyakannya kepada orang lain, bagaimana orang itu
akan menjawab jika kami sudah lama tidak berjumpa walau masih sama-sama di
kampus. Walau tak ada masalah dengan semua pertanyaan itu, entah mengapa
rasanya aku sudah sangat “kebal” dipertanyakan pertanyaan seperti itu, jika
diawal-awal dulu pertanyaan itu bisa bikin “bête” maka sekarang udah biasa aja dengan pertanyaan itu, tidak ada
yang perlu aku kesalkan atau justru marah pada orang – orang yang menanyakan
nya. Toh aku tidak harus membuat Jumpa pers untuk menjawab pertanyaan itu.
Lagi lagi soal diskusi
pagi tadi bersama Linda, ada-ada saja cerita Linda. Akhwat berkulit hitam manis
ini selalu punya stock cerita yang tak akan ada habisnya, dan entah mengapa aku
selalu saja mau mendengarkan ceritanya. Masih terkait soal pertanyaan mengenai
wisuda ku yang ditanyakan oleh teman kami kepadanya, lagi- lagi aku berfikir
kenapa orang-orang tak lansung menanyakan kepada ku apa masalah ku. Atau pertanyaan
itu ditanyakan hanya untuk mengisi pembicaraan mereka di telefon saja biar ada
yang dibicarakan. Entahlah
Ini lah yang sering tak
aku pahami dari orang lain, ketika orang lain sering merasa sulit untuk
memahami jalan pikiran ku. Ketika orang lain sering merasa sok tahu terhadap
kehidupanku, apakah aku berhak untuk di judge
sementara mereka tak membuka waktu untuk mengenal saja sedikit tentang hidup ku
(maaf ini bukan point pembelaan) diluar ribuan kekurangan dalam hidup ini,
tidak kah sedikit saja mereka melihat atau biarkan jika hanya ada seujung kuku
hal yang positif dari hidupku. Beberapa merasa bahwa aku tak pernah mau menerima
kritikan dari orang lain, Upss.. tunggu dulu tak selamanya ini benar tapi bukan
berarti mereka juga salah, aku akui aku memang seperti itu, tapi tahukah kalian
bahwa masih ada beberapa orang yang selalu memberikan kritikan nya kepada ku
dan aku tak pernah tersinggung dengannya, banyak hal yang dikatakannya mampu
aku cerna dan mampu aku turuti, beberapa orang yang hadir dalam senyum dan message-message
nya yang menyejukkan.
Teringat beberepa bulan
yang lalu seseorang yang aku kenal baik telah “baku hantam” dengan ku di room chat FB, seseorang yang selama 4
tahun bersama ku di organisasi, entah karena dia sangat membenci cara ku
makanya dia mampu mengatakan semua itu, dan bodohnya saat itu aku juga
melakukan hal yang sama. Padahal aku punya pilihan untuk menahan semuanya, tapi
pilihan itu tak kupilih. Dan kubiarkan semuanya berakhir “sempurna” dalam
sebuah kemarahan. Ini bukanlah sebuah kebanggaan yang harusnya aku pamer -
pamerkan, kini aku hanya tengah belajar membalut kemarahan itu, dan semua ini
masih dalam sebuah proses yang harus aku lewati. Apakah sepantas itu aku
dibenci ??? Dan malangnya beberapa orang mengetahui pertikaian itu, dan
lagi-lagi tak ada yang menanyakan kepada ku mengapa semua bisa terjadi, kenapa
mereka harus menanyakan kepada orang lain, apakah orang yang ditanyakan tahu
apa yang terjadi. Itu masalahnya, adilkah ini untukku???
Seperti stanment
yang mengatakan bahwa aku sangat eksis sekali di FB, stantment salah..! salah besar teman.
Tidak kah kau tahu aku juga punya akun Twitter, juga punya BLOG, juga kemarin
masih menyimpan PIN BB dan aku juga eksis sekali disana. Dan tak ada pembelaan
untuk ini, aku pun malas untuk membela, karena memang benar mungkin adanya.
Tapi jika hidup ku aku habiskan di layar untuk pantengin aktivitas orang-orang di dumay, maka biarkan sekali ini saja aku katakan
“itu tidak benar” jika ingin aku klarifikasi, bahwa banyak hal yang aku lakukan
di depan laptop ku. Tidak kah ingin kalian buka sedikit saja blog ku dan membacanya,
atau kalian yang malas membaca, atau tulisan ku yang tak menarik (aku hanya
tengah belajar teman..) kalau kau hanya membaca FB ku maka sampailah kalian
pada kesimpulan seperti diatas, atau jika kalian berkenan bacalah tulisan ku di
media cetak, atau jika kalian tak percaya maka datang lah kesini melihatnya.
Akan jadi masalah jika
selanjutnya aku katakan apa saja
aktivitas ku setiap hari. Aku pun lagi tengah belajar teman, tak akan kubiarkan
diriku mati dalam kubangan, dalam keadaaan galau tingkat nasional, tak
kubiarkan masalah membelenggu hidupku, beberapa amanah sebagai korbid dan ketua
di Pimpinan Pengurus cabang kemuslimahan aku coba jalani, saat ini statusku
masih menjadi staff dari sebuah kelembagaan mahasiswa di Pekanbaru. Bersama dengan
koordinator dan teman-teman ku itu kami agendakan banyak hal yang menjadi mimpi
dan cita-cita.
Jika kalian melihat ku dari sudut
teman-temanku yang lain, yang masih sering terlihat “nongkrong” di mesjid kampus, maka aku rasa masa itu telah
lewat, jika hanya dengan kalian melihat
ku tak lagi ada disana itu bukan berarti aku telah “tiada” aku masih disini
teman. Hanya berbeda tempat saja kali ini. Apakah ada masalah dengan semua itu ??
Lalu apakah jika kalian tak melihat ku disana maka pantas kah untuk kalian “memaki”
ku di roomchat seperti beberapa bulan yang lalu itu. Hari yang
sangat pahit bagiku, kau telah tepat sekali menancapkan luka di saat luka yang
lain tengah merekah pedih.
Waduh jadi kemana-mana,
apakah ini bisa dikatakan curhat.. mungkin lagi lagi mereka benar. Mengatakan
jika aku suka sekali curhat di FB. Maka sekarang biarkan aku akan berjanji
untuk mengurangi bahasa bahasa curhat seperti yang mereka dan kalian maksudkan.
Karena belakangan aku memang merasa kerepotan dengan ulah ku itu. Sebuah masukkan
yang keren sekali tentunya, dan lebih oke lagi sebenarnya jika lansung
ditujukan kepadaku.
Yakinlah teman aku tak
seaneh, tak sesulit seperti yang kalian bayangkan atau seperti yang kalian katakan
kepada teman-teman ku itu. Aku masih makan nasi seperti yang kalian makan,
masih berpijak di bumi yang sama .
Kalau pun ada cara
pandang yang berbeda maka katakan saja itu sebagai warna, bukan karena beberapa
pendapat yang berbeda lantas kalian memberikan judgement kepada ku, banyak
hal yang aku seolah-olah paling tahu, suka mengatur sana sini.. aku sadari itu.
Dan bagaimana ya aku menyakinkan kalian jika sekarang aku lagi belajar untuk
merubah itu semua.
Okey mungkin aku rasa
cukup sekian saja, rasanya sudah banyak sekali yang aku katakan mungkin kalian
sudah mual membacanya. Maafkan aku yang membuat nafsu makan kalian jadi hilang,
maafkanlah aku yang aneh, yang pernah menyakiti hati banyak orang. Selagi ada
sakit yang pernah aku buat kepada kalian jika kalian bersedia maka katakanlah
kepada ku, agar bisa lansung ku meminta maaf kepada kalian, walau tak harus
makan satu meja disebuah warung makan untuk menembus kesalahan ku. Akan klise
sekali jika aku katakan aku hanya manusia biasa dengan berjuta kesalahan dan
kekurangan. Tapi itu lah aku, oh ya doakan ya semoga target wisuda selepas
menyelesaikan mata kuliah ku yang mendapat nilai E SEMPURNA itu bisa
kuperbaiki.semoga target 6 bulan kedepan terwujud. Mudah-mudahan dari doa kalian aku bisa
menempati janji Papa ku untuk wisuda. Walau tak janji akan memenuhi keinginannya
agar aku bisa menjadi guru karena bagi Papa ku seorang perempuan jika dia
menjadi guru maka akan punya banyak waktu untuk mengurusi rumah tangganya,
hanya dengan alasan simple ini saja Papa memasukkan ke FAKULTAS KEGURUAN DAN
PENDIDIKAN di UIR, dan mencabut status kemahasiswaan ku di FISIPOL UNRI jurusan
Hubungan International beberapa tahun silam. Tak ada yang disesali, semua telah menjadi cycles yang ditentukan oleh Allah SWT. Pertemuan
dengan semua kehidupan ini telah tertulis di lauh mahfuzNya.
*ditujukan untuk semua teman baik
laki-laki maupun perempuan yang pernah hadir dan bersinggungan dengan kehidupan
ini. Bukan ditujukan untuk menyindir pribadi seseorang. Dan semua ini hanyalah
sebuah tulisan yang sangat subyektif sekali. Karena ditulis dengan tinta
keegoisan dan proses belajar yang masih sangat tertatih-tatih dan rapuh.
Ria Bustanudin
Lagi-lagi pertanyaan
yang sama di tanyakan kembali, kalau mau menghitung nya mungkin pertanyaan ini
sudah ribuan kali ditanyakan oleh puluhan orang yang ada didekatku. Mulai dari
orang tua, keluarga, adik-adikku, teman-teman, saudara seorganisasi hingga
teman di dunia maya. Tapi ada yang menggelitik untuk pertanyaan kali ini,
sebuah pertanyaan yang tak lansung mendarat kepadaku, pertanyaan yang kemudian
ditanyakan kepada orang lain oleh temanku itu, he..he.. apakah karena dia
melihat ku sangat dekat dengan saudariku itu sehingga cukup bagi teman ku itu
untuk menanyakan nya.
Hmmm.. tertawa geli saja mendengar cerita
saudari ku itu, aku percaya dia tak akan menambahkan atau melebihkan. Hal serupa juga pernah dilakukan oleh seorang
senior ku, pertanyaan ini di tanyakannya kepada orang lain, bagaimana orang itu
akan menjawab jika kami sudah lama tidak berjumpa walau masih sama-sama di
kampus. Walau tak ada masalah dengan semua pertanyaan itu, entah mengapa
rasanya aku sudah sangat “kebal” dipertanyakan pertanyaan seperti itu, jika
diawal-awal dulu pertanyaan itu bisa bikin “bête” maka sekarang udah biasa aja dengan pertanyaan itu, tidak ada
yang perlu aku kesalkan atau justru marah pada orang – orang yang menanyakan
nya. Toh aku tidak harus membuat Jumpa pers untuk menjawab pertanyaan itu.
Lagi lagi soal diskusi
pagi tadi bersama Linda, ada-ada saja cerita Linda. Akhwat berkulit hitam manis
ini selalu punya stock cerita yang tak akan ada habisnya, dan entah mengapa aku
selalu saja mau mendengarkan ceritanya. Masih terkait soal pertanyaan mengenai
wisuda ku yang ditanyakan oleh teman kami kepadanya, lagi- lagi aku berfikir
kenapa orang-orang tak lansung menanyakan kepada ku apa masalah ku. Atau pertanyaan
itu ditanyakan hanya untuk mengisi pembicaraan mereka di telefon saja biar ada
yang dibicarakan. Entahlah
Ini lah yang sering tak
aku pahami dari orang lain, ketika orang lain sering merasa sulit untuk
memahami jalan pikiran ku. Ketika orang lain sering merasa sok tahu terhadap
kehidupanku, apakah aku berhak untuk di judge
sementara mereka tak membuka waktu untuk mengenal saja sedikit tentang hidup ku
(maaf ini bukan point pembelaan) diluar ribuan kekurangan dalam hidup ini,
tidak kah sedikit saja mereka melihat atau biarkan jika hanya ada seujung kuku
hal yang positif dari hidupku. Beberapa merasa bahwa aku tak pernah mau menerima
kritikan dari orang lain, Upss.. tunggu dulu tak selamanya ini benar tapi bukan
berarti mereka juga salah, aku akui aku memang seperti itu, tapi tahukah kalian
bahwa masih ada beberapa orang yang selalu memberikan kritikan nya kepada ku
dan aku tak pernah tersinggung dengannya, banyak hal yang dikatakannya mampu
aku cerna dan mampu aku turuti, beberapa orang yang hadir dalam senyum dan message-message
nya yang menyejukkan.
Teringat beberepa bulan
yang lalu seseorang yang aku kenal baik telah “baku hantam” dengan ku di room chat FB, seseorang yang selama 4
tahun bersama ku di organisasi, entah karena dia sangat membenci cara ku
makanya dia mampu mengatakan semua itu, dan bodohnya saat itu aku juga
melakukan hal yang sama. Padahal aku punya pilihan untuk menahan semuanya, tapi
pilihan itu tak kupilih. Dan kubiarkan semuanya berakhir “sempurna” dalam
sebuah kemarahan. Ini bukanlah sebuah kebanggaan yang harusnya aku pamer -
pamerkan, kini aku hanya tengah belajar membalut kemarahan itu, dan semua ini
masih dalam sebuah proses yang harus aku lewati. Apakah sepantas itu aku
dibenci ??? Dan malangnya beberapa orang mengetahui pertikaian itu, dan
lagi-lagi tak ada yang menanyakan kepada ku mengapa semua bisa terjadi, kenapa
mereka harus menanyakan kepada orang lain, apakah orang yang ditanyakan tahu
apa yang terjadi. Itu masalahnya, adilkah ini untukku???
Seperti stanment
yang mengatakan bahwa aku sangat eksis sekali di FB, stantment salah..! salah besar teman.
Tidak kah kau tahu aku juga punya akun Twitter, juga punya BLOG, juga kemarin
masih menyimpan PIN BB dan aku juga eksis sekali disana. Dan tak ada pembelaan
untuk ini, aku pun malas untuk membela, karena memang benar mungkin adanya.
Tapi jika hidup ku aku habiskan di layar untuk pantengin aktivitas orang-orang di dumay, maka biarkan sekali ini saja aku katakan
“itu tidak benar” jika ingin aku klarifikasi, bahwa banyak hal yang aku lakukan
di depan laptop ku. Tidak kah ingin kalian buka sedikit saja blog ku dan membacanya,
atau kalian yang malas membaca, atau tulisan ku yang tak menarik (aku hanya
tengah belajar teman..) kalau kau hanya membaca FB ku maka sampailah kalian
pada kesimpulan seperti diatas, atau jika kalian berkenan bacalah tulisan ku di
media cetak, atau jika kalian tak percaya maka datang lah kesini melihatnya.
Akan jadi masalah jika
selanjutnya aku katakan apa saja
aktivitas ku setiap hari. Aku pun lagi tengah belajar teman, tak akan kubiarkan
diriku mati dalam kubangan, dalam keadaaan galau tingkat nasional, tak
kubiarkan masalah membelenggu hidupku, beberapa amanah sebagai korbid dan ketua
di Pimpinan Pengurus cabang kemuslimahan aku coba jalani, saat ini statusku
masih menjadi staff dari sebuah kelembagaan mahasiswa di Pekanbaru. Bersama dengan
koordinator dan teman-teman ku itu kami agendakan banyak hal yang menjadi mimpi
dan cita-cita.
Jika kalian melihat ku dari sudut
teman-temanku yang lain, yang masih sering terlihat “nongkrong” di mesjid kampus, maka aku rasa masa itu telah
lewat, jika hanya dengan kalian melihat
ku tak lagi ada disana itu bukan berarti aku telah “tiada” aku masih disini
teman. Hanya berbeda tempat saja kali ini. Apakah ada masalah dengan semua itu ??
Lalu apakah jika kalian tak melihat ku disana maka pantas kah untuk kalian “memaki”
ku di roomchat seperti beberapa bulan yang lalu itu. Hari yang
sangat pahit bagiku, kau telah tepat sekali menancapkan luka di saat luka yang
lain tengah merekah pedih.
Waduh jadi kemana-mana,
apakah ini bisa dikatakan curhat.. mungkin lagi lagi mereka benar. Mengatakan
jika aku suka sekali curhat di FB. Maka sekarang biarkan aku akan berjanji
untuk mengurangi bahasa bahasa curhat seperti yang mereka dan kalian maksudkan.
Karena belakangan aku memang merasa kerepotan dengan ulah ku itu. Sebuah masukkan
yang keren sekali tentunya, dan lebih oke lagi sebenarnya jika lansung
ditujukan kepadaku.
Yakinlah teman aku tak
seaneh, tak sesulit seperti yang kalian bayangkan atau seperti yang kalian katakan
kepada teman-teman ku itu. Aku masih makan nasi seperti yang kalian makan,
masih berpijak di bumi yang sama .
Kalau pun ada cara
pandang yang berbeda maka katakan saja itu sebagai warna, bukan karena beberapa
pendapat yang berbeda lantas kalian memberikan judgement kepada ku, banyak
hal yang aku seolah-olah paling tahu, suka mengatur sana sini.. aku sadari itu.
Dan bagaimana ya aku menyakinkan kalian jika sekarang aku lagi belajar untuk
merubah itu semua.
Okey mungkin aku rasa
cukup sekian saja, rasanya sudah banyak sekali yang aku katakan mungkin kalian
sudah mual membacanya. Maafkan aku yang membuat nafsu makan kalian jadi hilang,
maafkanlah aku yang aneh, yang pernah menyakiti hati banyak orang. Selagi ada
sakit yang pernah aku buat kepada kalian jika kalian bersedia maka katakanlah
kepada ku, agar bisa lansung ku meminta maaf kepada kalian, walau tak harus
makan satu meja disebuah warung makan untuk menembus kesalahan ku. Akan klise
sekali jika aku katakan aku hanya manusia biasa dengan berjuta kesalahan dan
kekurangan. Tapi itu lah aku, oh ya doakan ya semoga target wisuda selepas
menyelesaikan mata kuliah ku yang mendapat nilai E SEMPURNA itu bisa
kuperbaiki.semoga target 6 bulan kedepan terwujud. Mudah-mudahan dari doa kalian aku bisa
menempati janji Papa ku untuk wisuda. Walau tak janji akan memenuhi keinginannya
agar aku bisa menjadi guru karena bagi Papa ku seorang perempuan jika dia
menjadi guru maka akan punya banyak waktu untuk mengurusi rumah tangganya,
hanya dengan alasan simple ini saja Papa memasukkan ke FAKULTAS KEGURUAN DAN
PENDIDIKAN di UIR, dan mencabut status kemahasiswaan ku di FISIPOL UNRI jurusan
Hubungan International beberapa tahun silam. Tak ada yang disesali, semua telah menjadi cycles yang ditentukan oleh Allah SWT. Pertemuan
dengan semua kehidupan ini telah tertulis di lauh mahfuzNya.
*ditujukan untuk semua teman baik
laki-laki maupun perempuan yang pernah hadir dan bersinggungan dengan kehidupan
ini. Bukan ditujukan untuk menyindir pribadi seseorang. Dan semua ini hanyalah
sebuah tulisan yang sangat subyektif sekali. Karena ditulis dengan tinta
keegoisan dan proses belajar yang masih sangat tertatih-tatih dan rapuh.
Ria Bustanudin
Lagi-lagi pertanyaan
yang sama di tanyakan kembali, kalau mau menghitung nya mungkin pertanyaan ini
sudah ribuan kali ditanyakan oleh puluhan orang yang ada didekatku. Mulai dari
orang tua, keluarga, adik-adikku, teman-teman, saudara seorganisasi hingga
teman di dunia maya. Tapi ada yang menggelitik untuk pertanyaan kali ini,
sebuah pertanyaan yang tak lansung mendarat kepadaku, pertanyaan yang kemudian
ditanyakan kepada orang lain oleh temanku itu, he..he.. apakah karena dia
melihat ku sangat dekat dengan saudariku itu sehingga cukup bagi teman ku itu
untuk menanyakan nya.
Hmmm.. tertawa geli saja mendengar cerita
saudari ku itu, aku percaya dia tak akan menambahkan atau melebihkan. Hal serupa juga pernah dilakukan oleh seorang
senior ku, pertanyaan ini di tanyakannya kepada orang lain, bagaimana orang itu
akan menjawab jika kami sudah lama tidak berjumpa walau masih sama-sama di
kampus. Walau tak ada masalah dengan semua pertanyaan itu, entah mengapa
rasanya aku sudah sangat “kebal” dipertanyakan pertanyaan seperti itu, jika
diawal-awal dulu pertanyaan itu bisa bikin “bête” maka sekarang udah biasa aja dengan pertanyaan itu, tidak ada
yang perlu aku kesalkan atau justru marah pada orang – orang yang menanyakan
nya. Toh aku tidak harus membuat Jumpa pers untuk menjawab pertanyaan itu.
Lagi lagi soal diskusi
pagi tadi bersama Linda, ada-ada saja cerita Linda. Akhwat berkulit hitam manis
ini selalu punya stock cerita yang tak akan ada habisnya, dan entah mengapa aku
selalu saja mau mendengarkan ceritanya. Masih terkait soal pertanyaan mengenai
wisuda ku yang ditanyakan oleh teman kami kepadanya, lagi- lagi aku berfikir
kenapa orang-orang tak lansung menanyakan kepada ku apa masalah ku. Atau pertanyaan
itu ditanyakan hanya untuk mengisi pembicaraan mereka di telefon saja biar ada
yang dibicarakan. Entahlah
Ini lah yang sering tak
aku pahami dari orang lain, ketika orang lain sering merasa sulit untuk
memahami jalan pikiran ku. Ketika orang lain sering merasa sok tahu terhadap
kehidupanku, apakah aku berhak untuk di judge
sementara mereka tak membuka waktu untuk mengenal saja sedikit tentang hidup ku
(maaf ini bukan point pembelaan) diluar ribuan kekurangan dalam hidup ini,
tidak kah sedikit saja mereka melihat atau biarkan jika hanya ada seujung kuku
hal yang positif dari hidupku. Beberapa merasa bahwa aku tak pernah mau menerima
kritikan dari orang lain, Upss.. tunggu dulu tak selamanya ini benar tapi bukan
berarti mereka juga salah, aku akui aku memang seperti itu, tapi tahukah kalian
bahwa masih ada beberapa orang yang selalu memberikan kritikan nya kepada ku
dan aku tak pernah tersinggung dengannya, banyak hal yang dikatakannya mampu
aku cerna dan mampu aku turuti, beberapa orang yang hadir dalam senyum dan message-message
nya yang menyejukkan.
Teringat beberepa bulan
yang lalu seseorang yang aku kenal baik telah “baku hantam” dengan ku di room chat FB, seseorang yang selama 4
tahun bersama ku di organisasi, entah karena dia sangat membenci cara ku
makanya dia mampu mengatakan semua itu, dan bodohnya saat itu aku juga
melakukan hal yang sama. Padahal aku punya pilihan untuk menahan semuanya, tapi
pilihan itu tak kupilih. Dan kubiarkan semuanya berakhir “sempurna” dalam
sebuah kemarahan. Ini bukanlah sebuah kebanggaan yang harusnya aku pamer -
pamerkan, kini aku hanya tengah belajar membalut kemarahan itu, dan semua ini
masih dalam sebuah proses yang harus aku lewati. Apakah sepantas itu aku
dibenci ??? Dan malangnya beberapa orang mengetahui pertikaian itu, dan
lagi-lagi tak ada yang menanyakan kepada ku mengapa semua bisa terjadi, kenapa
mereka harus menanyakan kepada orang lain, apakah orang yang ditanyakan tahu
apa yang terjadi. Itu masalahnya, adilkah ini untukku???
Seperti stanment
yang mengatakan bahwa aku sangat eksis sekali di FB, stantment salah..! salah besar teman.
Tidak kah kau tahu aku juga punya akun Twitter, juga punya BLOG, juga kemarin
masih menyimpan PIN BB dan aku juga eksis sekali disana. Dan tak ada pembelaan
untuk ini, aku pun malas untuk membela, karena memang benar mungkin adanya.
Tapi jika hidup ku aku habiskan di layar untuk pantengin aktivitas orang-orang di dumay, maka biarkan sekali ini saja aku katakan
“itu tidak benar” jika ingin aku klarifikasi, bahwa banyak hal yang aku lakukan
di depan laptop ku. Tidak kah ingin kalian buka sedikit saja blog ku dan membacanya,
atau kalian yang malas membaca, atau tulisan ku yang tak menarik (aku hanya
tengah belajar teman..) kalau kau hanya membaca FB ku maka sampailah kalian
pada kesimpulan seperti diatas, atau jika kalian berkenan bacalah tulisan ku di
media cetak, atau jika kalian tak percaya maka datang lah kesini melihatnya.
Akan jadi masalah jika
selanjutnya aku katakan apa saja
aktivitas ku setiap hari. Aku pun lagi tengah belajar teman, tak akan kubiarkan
diriku mati dalam kubangan, dalam keadaaan galau tingkat nasional, tak
kubiarkan masalah membelenggu hidupku, beberapa amanah sebagai korbid dan ketua
di Pimpinan Pengurus cabang kemuslimahan aku coba jalani, saat ini statusku
masih menjadi staff dari sebuah kelembagaan mahasiswa di Pekanbaru. Bersama dengan
koordinator dan teman-teman ku itu kami agendakan banyak hal yang menjadi mimpi
dan cita-cita.
Jika kalian melihat ku dari sudut
teman-temanku yang lain, yang masih sering terlihat “nongkrong” di mesjid kampus, maka aku rasa masa itu telah
lewat, jika hanya dengan kalian melihat
ku tak lagi ada disana itu bukan berarti aku telah “tiada” aku masih disini
teman. Hanya berbeda tempat saja kali ini. Apakah ada masalah dengan semua itu ??
Lalu apakah jika kalian tak melihat ku disana maka pantas kah untuk kalian “memaki”
ku di roomchat seperti beberapa bulan yang lalu itu. Hari yang
sangat pahit bagiku, kau telah tepat sekali menancapkan luka di saat luka yang
lain tengah merekah pedih.
Waduh jadi kemana-mana,
apakah ini bisa dikatakan curhat.. mungkin lagi lagi mereka benar. Mengatakan
jika aku suka sekali curhat di FB. Maka sekarang biarkan aku akan berjanji
untuk mengurangi bahasa bahasa curhat seperti yang mereka dan kalian maksudkan.
Karena belakangan aku memang merasa kerepotan dengan ulah ku itu. Sebuah masukkan
yang keren sekali tentunya, dan lebih oke lagi sebenarnya jika lansung
ditujukan kepadaku.
Yakinlah teman aku tak
seaneh, tak sesulit seperti yang kalian bayangkan atau seperti yang kalian katakan
kepada teman-teman ku itu. Aku masih makan nasi seperti yang kalian makan,
masih berpijak di bumi yang sama .
Kalau pun ada cara
pandang yang berbeda maka katakan saja itu sebagai warna, bukan karena beberapa
pendapat yang berbeda lantas kalian memberikan judgement kepada ku, banyak
hal yang aku seolah-olah paling tahu, suka mengatur sana sini.. aku sadari itu.
Dan bagaimana ya aku menyakinkan kalian jika sekarang aku lagi belajar untuk
merubah itu semua.
Okey mungkin aku rasa
cukup sekian saja, rasanya sudah banyak sekali yang aku katakan mungkin kalian
sudah mual membacanya. Maafkan aku yang membuat nafsu makan kalian jadi hilang,
maafkanlah aku yang aneh, yang pernah menyakiti hati banyak orang. Selagi ada
sakit yang pernah aku buat kepada kalian jika kalian bersedia maka katakanlah
kepada ku, agar bisa lansung ku meminta maaf kepada kalian, walau tak harus
makan satu meja disebuah warung makan untuk menembus kesalahan ku. Akan klise
sekali jika aku katakan aku hanya manusia biasa dengan berjuta kesalahan dan
kekurangan. Tapi itu lah aku, oh ya doakan ya semoga target wisuda selepas
menyelesaikan mata kuliah ku yang mendapat nilai E SEMPURNA itu bisa
kuperbaiki.semoga target 6 bulan kedepan terwujud. Mudah-mudahan dari doa kalian aku bisa
menempati janji Papa ku untuk wisuda. Walau tak janji akan memenuhi keinginannya
agar aku bisa menjadi guru karena bagi Papa ku seorang perempuan jika dia
menjadi guru maka akan punya banyak waktu untuk mengurusi rumah tangganya,
hanya dengan alasan simple ini saja Papa memasukkan ke FAKULTAS KEGURUAN DAN
PENDIDIKAN di UIR, dan mencabut status kemahasiswaan ku di FISIPOL UNRI jurusan
Hubungan International beberapa tahun silam. Tak ada yang disesali, semua telah menjadi cycles yang ditentukan oleh Allah SWT. Pertemuan
dengan semua kehidupan ini telah tertulis di lauh mahfuzNya.
*ditujukan untuk semua teman baik
laki-laki maupun perempuan yang pernah hadir dan bersinggungan dengan kehidupan
ini. Bukan ditujukan untuk menyindir pribadi seseorang. Dan semua ini hanyalah
sebuah tulisan yang sangat subyektif sekali. Karena ditulis dengan tinta
keegoisan dan proses belajar yang masih sangat tertatih-tatih dan rapuh.
Ria Bustanudin
Lagi-lagi pertanyaan
yang sama di tanyakan kembali, kalau mau menghitung nya mungkin pertanyaan ini
sudah ribuan kali ditanyakan oleh puluhan orang yang ada didekatku. Mulai dari
orang tua, keluarga, adik-adikku, teman-teman, saudara seorganisasi hingga
teman di dunia maya. Tapi ada yang menggelitik untuk pertanyaan kali ini,
sebuah pertanyaan yang tak lansung mendarat kepadaku, pertanyaan yang kemudian
ditanyakan kepada orang lain oleh temanku itu, he..he.. apakah karena dia
melihat ku sangat dekat dengan saudariku itu sehingga cukup bagi teman ku itu
untuk menanyakan nya.
Hmmm.. tertawa geli saja mendengar cerita
saudari ku itu, aku percaya dia tak akan menambahkan atau melebihkan. Hal serupa juga pernah dilakukan oleh seorang
senior ku, pertanyaan ini di tanyakannya kepada orang lain, bagaimana orang itu
akan menjawab jika kami sudah lama tidak berjumpa walau masih sama-sama di
kampus. Walau tak ada masalah dengan semua pertanyaan itu, entah mengapa
rasanya aku sudah sangat “kebal” dipertanyakan pertanyaan seperti itu, jika
diawal-awal dulu pertanyaan itu bisa bikin “bête” maka sekarang udah biasa aja dengan pertanyaan itu, tidak ada
yang perlu aku kesalkan atau justru marah pada orang – orang yang menanyakan
nya. Toh aku tidak harus membuat Jumpa pers untuk menjawab pertanyaan itu.
Lagi lagi soal diskusi
pagi tadi bersama Linda, ada-ada saja cerita Linda. Akhwat berkulit hitam manis
ini selalu punya stock cerita yang tak akan ada habisnya, dan entah mengapa aku
selalu saja mau mendengarkan ceritanya. Masih terkait soal pertanyaan mengenai
wisuda ku yang ditanyakan oleh teman kami kepadanya, lagi- lagi aku berfikir
kenapa orang-orang tak lansung menanyakan kepada ku apa masalah ku. Atau pertanyaan
itu ditanyakan hanya untuk mengisi pembicaraan mereka di telefon saja biar ada
yang dibicarakan. Entahlah
Ini lah yang sering tak
aku pahami dari orang lain, ketika orang lain sering merasa sulit untuk
memahami jalan pikiran ku. Ketika orang lain sering merasa sok tahu terhadap
kehidupanku, apakah aku berhak untuk di judge
sementara mereka tak membuka waktu untuk mengenal saja sedikit tentang hidup ku
(maaf ini bukan point pembelaan) diluar ribuan kekurangan dalam hidup ini,
tidak kah sedikit saja mereka melihat atau biarkan jika hanya ada seujung kuku
hal yang positif dari hidupku. Beberapa merasa bahwa aku tak pernah mau menerima
kritikan dari orang lain, Upss.. tunggu dulu tak selamanya ini benar tapi bukan
berarti mereka juga salah, aku akui aku memang seperti itu, tapi tahukah kalian
bahwa masih ada beberapa orang yang selalu memberikan kritikan nya kepada ku
dan aku tak pernah tersinggung dengannya, banyak hal yang dikatakannya mampu
aku cerna dan mampu aku turuti, beberapa orang yang hadir dalam senyum dan message-message
nya yang menyejukkan.
Teringat beberepa bulan
yang lalu seseorang yang aku kenal baik telah “baku hantam” dengan ku di room chat FB, seseorang yang selama 4
tahun bersama ku di organisasi, entah karena dia sangat membenci cara ku
makanya dia mampu mengatakan semua itu, dan bodohnya saat itu aku juga
melakukan hal yang sama. Padahal aku punya pilihan untuk menahan semuanya, tapi
pilihan itu tak kupilih. Dan kubiarkan semuanya berakhir “sempurna” dalam
sebuah kemarahan. Ini bukanlah sebuah kebanggaan yang harusnya aku pamer -
pamerkan, kini aku hanya tengah belajar membalut kemarahan itu, dan semua ini
masih dalam sebuah proses yang harus aku lewati. Apakah sepantas itu aku
dibenci ??? Dan malangnya beberapa orang mengetahui pertikaian itu, dan
lagi-lagi tak ada yang menanyakan kepada ku mengapa semua bisa terjadi, kenapa
mereka harus menanyakan kepada orang lain, apakah orang yang ditanyakan tahu
apa yang terjadi. Itu masalahnya, adilkah ini untukku???
Seperti stanment
yang mengatakan bahwa aku sangat eksis sekali di FB, stantment salah..! salah besar teman.
Tidak kah kau tahu aku juga punya akun Twitter, juga punya BLOG, juga kemarin
masih menyimpan PIN BB dan aku juga eksis sekali disana. Dan tak ada pembelaan
untuk ini, aku pun malas untuk membela, karena memang benar mungkin adanya.
Tapi jika hidup ku aku habiskan di layar untuk pantengin aktivitas orang-orang di dumay, maka biarkan sekali ini saja aku katakan
“itu tidak benar” jika ingin aku klarifikasi, bahwa banyak hal yang aku lakukan
di depan laptop ku. Tidak kah ingin kalian buka sedikit saja blog ku dan membacanya,
atau kalian yang malas membaca, atau tulisan ku yang tak menarik (aku hanya
tengah belajar teman..) kalau kau hanya membaca FB ku maka sampailah kalian
pada kesimpulan seperti diatas, atau jika kalian berkenan bacalah tulisan ku di
media cetak, atau jika kalian tak percaya maka datang lah kesini melihatnya.
Akan jadi masalah jika
selanjutnya aku katakan apa saja
aktivitas ku setiap hari. Aku pun lagi tengah belajar teman, tak akan kubiarkan
diriku mati dalam kubangan, dalam keadaaan galau tingkat nasional, tak
kubiarkan masalah membelenggu hidupku, beberapa amanah sebagai korbid dan ketua
di Pimpinan Pengurus cabang kemuslimahan aku coba jalani, saat ini statusku
masih menjadi staff dari sebuah kelembagaan mahasiswa di Pekanbaru. Bersama dengan
koordinator dan teman-teman ku itu kami agendakan banyak hal yang menjadi mimpi
dan cita-cita.
Jika kalian melihat ku dari sudut
teman-temanku yang lain, yang masih sering terlihat “nongkrong” di mesjid kampus, maka aku rasa masa itu telah
lewat, jika hanya dengan kalian melihat
ku tak lagi ada disana itu bukan berarti aku telah “tiada” aku masih disini
teman. Hanya berbeda tempat saja kali ini. Apakah ada masalah dengan semua itu ??
Lalu apakah jika kalian tak melihat ku disana maka pantas kah untuk kalian “memaki”
ku di roomchat seperti beberapa bulan yang lalu itu. Hari yang
sangat pahit bagiku, kau telah tepat sekali menancapkan luka di saat luka yang
lain tengah merekah pedih.
Waduh jadi kemana-mana,
apakah ini bisa dikatakan curhat.. mungkin lagi lagi mereka benar. Mengatakan
jika aku suka sekali curhat di FB. Maka sekarang biarkan aku akan berjanji
untuk mengurangi bahasa bahasa curhat seperti yang mereka dan kalian maksudkan.
Karena belakangan aku memang merasa kerepotan dengan ulah ku itu. Sebuah masukkan
yang keren sekali tentunya, dan lebih oke lagi sebenarnya jika lansung
ditujukan kepadaku.
Yakinlah teman aku tak
seaneh, tak sesulit seperti yang kalian bayangkan atau seperti yang kalian katakan
kepada teman-teman ku itu. Aku masih makan nasi seperti yang kalian makan,
masih berpijak di bumi yang sama .
Kalau pun ada cara
pandang yang berbeda maka katakan saja itu sebagai warna, bukan karena beberapa
pendapat yang berbeda lantas kalian memberikan judgement kepada ku, banyak
hal yang aku seolah-olah paling tahu, suka mengatur sana sini.. aku sadari itu.
Dan bagaimana ya aku menyakinkan kalian jika sekarang aku lagi belajar untuk
merubah itu semua.
Okey mungkin aku rasa
cukup sekian saja, rasanya sudah banyak sekali yang aku katakan mungkin kalian
sudah mual membacanya. Maafkan aku yang membuat nafsu makan kalian jadi hilang,
maafkanlah aku yang aneh, yang pernah menyakiti hati banyak orang. Selagi ada
sakit yang pernah aku buat kepada kalian jika kalian bersedia maka katakanlah
kepada ku, agar bisa lansung ku meminta maaf kepada kalian, walau tak harus
makan satu meja disebuah warung makan untuk menembus kesalahan ku. Akan klise
sekali jika aku katakan aku hanya manusia biasa dengan berjuta kesalahan dan
kekurangan. Tapi itu lah aku, oh ya doakan ya semoga target wisuda selepas
menyelesaikan mata kuliah ku yang mendapat nilai E SEMPURNA itu bisa
kuperbaiki.semoga target 6 bulan kedepan terwujud. Mudah-mudahan dari doa kalian aku bisa
menempati janji Papa ku untuk wisuda. Walau tak janji akan memenuhi keinginannya
agar aku bisa menjadi guru karena bagi Papa ku seorang perempuan jika dia
menjadi guru maka akan punya banyak waktu untuk mengurusi rumah tangganya,
hanya dengan alasan simple ini saja Papa memasukkan ke FAKULTAS KEGURUAN DAN
PENDIDIKAN di UIR, dan mencabut status kemahasiswaan ku di FISIPOL UNRI jurusan
Hubungan International beberapa tahun silam. Tak ada yang disesali, semua telah menjadi cycles yang ditentukan oleh Allah SWT. Pertemuan
dengan semua kehidupan ini telah tertulis di lauh mahfuzNya.
*ditujukan untuk semua teman baik
laki-laki maupun perempuan yang pernah hadir dan bersinggungan dengan kehidupan
ini. Bukan ditujukan untuk menyindir pribadi seseorang. Dan semua ini hanyalah
sebuah tulisan yang sangat subyektif sekali. Karena ditulis dengan tinta
keegoisan dan proses belajar yang masih sangat tertatih-tatih dan rapuh.
Ria Bustanudin
v