Total Tayangan Halaman

Rabu, 20 Juni 2012

Dan semua ini hanyalah sebuah tulisan yang sangat subyektif sekali. Karena ditulis dengan tinta keegoisan dan proses belajar yang masih sangat tertatih-tatih dan rapuh.


Lagi-lagi pertanyaan yang sama di tanyakan kembali, kalau mau menghitung nya mungkin pertanyaan ini sudah ribuan kali ditanyakan oleh puluhan orang yang ada didekatku. Mulai dari orang tua, keluarga, adik-adikku, teman-teman, saudara seorganisasi hingga teman di dunia maya. Tapi ada yang menggelitik untuk pertanyaan kali ini, sebuah pertanyaan yang tak lansung mendarat kepadaku, pertanyaan yang kemudian ditanyakan kepada orang lain oleh temanku itu, he..he.. apakah karena dia melihat ku sangat dekat dengan saudariku itu sehingga cukup bagi teman ku itu untuk menanyakan nya.

 Hmmm.. tertawa geli saja mendengar cerita saudari ku itu, aku percaya dia tak akan menambahkan atau melebihkan. Hal  serupa juga pernah dilakukan oleh seorang senior ku, pertanyaan ini di tanyakannya kepada orang lain, bagaimana orang itu akan menjawab jika kami sudah lama tidak berjumpa walau masih sama-sama di kampus. Walau tak ada masalah dengan semua pertanyaan itu, entah mengapa rasanya aku sudah sangat “kebal” dipertanyakan pertanyaan seperti itu, jika diawal-awal dulu pertanyaan itu bisa bikin “bête” maka sekarang udah biasa aja dengan pertanyaan itu, tidak ada yang perlu aku kesalkan atau justru marah pada orang – orang yang menanyakan nya. Toh aku tidak harus membuat Jumpa pers untuk menjawab pertanyaan itu.

Lagi lagi soal diskusi pagi tadi bersama Linda, ada-ada saja cerita Linda. Akhwat berkulit hitam manis  ini selalu punya stock cerita yang tak akan ada habisnya, dan entah mengapa aku selalu saja mau mendengarkan ceritanya. Masih terkait soal pertanyaan mengenai wisuda ku yang ditanyakan oleh teman kami kepadanya, lagi- lagi aku berfikir kenapa orang-orang tak lansung menanyakan kepada ku apa masalah ku. Atau pertanyaan itu ditanyakan hanya untuk mengisi pembicaraan mereka di telefon saja biar ada yang dibicarakan. Entahlah

Ini lah yang sering tak aku pahami dari orang lain, ketika orang lain sering merasa sulit untuk memahami jalan pikiran ku. Ketika orang lain sering merasa sok tahu terhadap kehidupanku, apakah aku berhak untuk di judge sementara mereka tak membuka waktu untuk mengenal saja sedikit tentang hidup ku (maaf ini bukan point pembelaan) diluar ribuan kekurangan dalam hidup ini, tidak kah sedikit saja mereka melihat atau biarkan jika hanya ada seujung kuku hal yang positif dari hidupku. Beberapa merasa bahwa aku tak pernah mau menerima kritikan dari orang lain, Upss.. tunggu dulu tak selamanya ini benar tapi bukan berarti mereka juga salah, aku akui aku memang seperti itu, tapi tahukah kalian bahwa masih ada beberapa orang yang selalu memberikan kritikan nya kepada ku dan aku tak pernah tersinggung dengannya, banyak hal yang dikatakannya mampu aku cerna dan mampu aku turuti, beberapa orang yang hadir dalam senyum dan  message-message nya yang menyejukkan.

Teringat beberepa bulan yang lalu seseorang yang aku kenal baik telah “baku hantam” dengan ku di room chat FB, seseorang yang selama 4 tahun bersama ku di organisasi, entah karena dia sangat membenci cara ku makanya dia mampu mengatakan semua itu, dan bodohnya saat itu aku juga melakukan hal yang sama. Padahal aku punya pilihan untuk menahan semuanya, tapi pilihan itu tak kupilih. Dan kubiarkan semuanya berakhir “sempurna” dalam sebuah kemarahan. Ini bukanlah sebuah kebanggaan yang harusnya aku pamer - pamerkan, kini aku hanya tengah belajar membalut kemarahan itu, dan semua ini masih dalam sebuah proses yang harus aku lewati. Apakah sepantas itu aku dibenci ??? Dan malangnya beberapa orang mengetahui pertikaian itu, dan lagi-lagi tak ada yang menanyakan kepada ku mengapa semua bisa terjadi, kenapa mereka harus menanyakan kepada orang lain, apakah orang yang ditanyakan tahu apa yang terjadi. Itu masalahnya, adilkah ini untukku???

Seperti stanment  yang mengatakan bahwa aku sangat eksis sekali di FB, stantment salah..! salah besar teman. Tidak kah kau tahu aku juga punya akun Twitter, juga punya BLOG, juga kemarin masih menyimpan PIN BB dan aku juga eksis sekali disana. Dan tak ada pembelaan untuk ini, aku pun malas untuk membela, karena memang benar mungkin adanya. Tapi jika hidup ku aku habiskan di layar untuk pantengin aktivitas orang-orang di  dumay, maka biarkan sekali ini saja aku katakan “itu tidak benar” jika ingin aku klarifikasi, bahwa banyak hal yang aku lakukan di depan laptop ku. Tidak kah ingin kalian buka sedikit saja blog ku dan membacanya, atau kalian yang malas membaca, atau tulisan ku yang tak menarik (aku hanya tengah belajar teman..) kalau kau hanya membaca FB ku maka sampailah kalian pada kesimpulan seperti diatas, atau jika kalian berkenan bacalah tulisan ku di media cetak, atau jika kalian tak percaya maka datang lah kesini melihatnya.

Akan jadi masalah jika selanjutnya  aku katakan apa saja aktivitas ku setiap hari. Aku pun lagi tengah belajar teman, tak akan kubiarkan diriku mati dalam kubangan, dalam keadaaan galau tingkat nasional, tak kubiarkan masalah membelenggu hidupku, beberapa amanah sebagai korbid dan ketua di Pimpinan Pengurus cabang kemuslimahan aku coba jalani, saat ini statusku masih menjadi staff dari sebuah kelembagaan mahasiswa di Pekanbaru. Bersama dengan koordinator dan teman-teman ku itu kami agendakan banyak hal yang menjadi mimpi dan cita-cita.

 Jika kalian melihat ku dari sudut teman-temanku yang lain, yang masih sering terlihat “nongkrong”  di mesjid kampus, maka aku rasa masa itu telah lewat,  jika hanya dengan kalian melihat ku tak lagi ada disana itu bukan berarti aku telah “tiada” aku masih disini teman. Hanya berbeda tempat saja kali ini. Apakah ada masalah dengan semua itu ?? Lalu apakah jika kalian tak melihat ku disana maka pantas kah untuk kalian “memaki” ku di roomchat  seperti beberapa bulan yang lalu itu. Hari yang sangat pahit bagiku, kau telah tepat sekali menancapkan luka di saat luka yang lain tengah merekah pedih.

Waduh jadi kemana-mana, apakah ini bisa dikatakan curhat.. mungkin lagi lagi mereka benar. Mengatakan jika aku suka sekali curhat di FB. Maka sekarang biarkan aku akan berjanji untuk mengurangi bahasa bahasa curhat seperti yang mereka dan kalian maksudkan. Karena belakangan aku memang merasa kerepotan dengan ulah ku itu. Sebuah masukkan yang keren sekali tentunya, dan lebih oke lagi sebenarnya jika lansung ditujukan kepadaku.

Yakinlah teman aku tak seaneh, tak sesulit seperti yang kalian bayangkan atau seperti yang kalian katakan kepada teman-teman ku itu. Aku masih makan nasi seperti yang kalian makan, masih berpijak di bumi yang sama .

Kalau pun ada cara pandang yang berbeda maka katakan saja itu sebagai warna, bukan karena beberapa pendapat yang berbeda lantas kalian memberikan judgement  kepada ku, banyak hal yang aku seolah-olah paling tahu, suka mengatur sana sini.. aku sadari itu. Dan bagaimana ya aku menyakinkan kalian jika sekarang aku lagi belajar untuk merubah itu semua.

Okey mungkin aku rasa cukup sekian saja, rasanya sudah banyak sekali yang aku katakan mungkin kalian sudah mual membacanya. Maafkan aku yang membuat nafsu makan kalian jadi hilang, maafkanlah aku yang aneh, yang pernah menyakiti hati banyak orang. Selagi ada sakit yang pernah aku buat kepada kalian jika kalian bersedia maka katakanlah kepada ku, agar bisa lansung ku meminta maaf kepada kalian, walau tak harus makan satu meja disebuah warung makan untuk menembus kesalahan ku. Akan klise sekali jika aku katakan aku hanya manusia biasa dengan berjuta kesalahan dan kekurangan. Tapi itu lah aku, oh ya doakan ya semoga target wisuda selepas menyelesaikan mata kuliah ku yang mendapat nilai E SEMPURNA itu bisa kuperbaiki.semoga target 6 bulan kedepan terwujud.  Mudah-mudahan dari doa kalian aku bisa menempati janji Papa ku untuk wisuda. Walau tak janji akan memenuhi keinginannya agar aku bisa menjadi guru karena bagi Papa ku seorang perempuan jika dia menjadi guru maka akan punya banyak waktu untuk mengurusi rumah tangganya, hanya dengan alasan simple ini saja Papa memasukkan ke FAKULTAS KEGURUAN DAN PENDIDIKAN di UIR, dan mencabut status kemahasiswaan ku di FISIPOL UNRI jurusan Hubungan International beberapa tahun silam.  Tak ada yang disesali, semua telah menjadi cycles yang ditentukan oleh Allah SWT. Pertemuan dengan semua kehidupan ini telah tertulis di lauh mahfuzNya.


*ditujukan untuk semua teman baik laki-laki maupun perempuan yang pernah hadir dan bersinggungan dengan kehidupan ini. Bukan ditujukan untuk menyindir pribadi seseorang. Dan semua ini hanyalah sebuah tulisan yang sangat subyektif sekali. Karena ditulis dengan tinta keegoisan dan proses belajar yang masih sangat tertatih-tatih dan rapuh.


Ria Bustanudin






Lagi-lagi pertanyaan yang sama di tanyakan kembali, kalau mau menghitung nya mungkin pertanyaan ini sudah ribuan kali ditanyakan oleh puluhan orang yang ada didekatku. Mulai dari orang tua, keluarga, adik-adikku, teman-teman, saudara seorganisasi hingga teman di dunia maya. Tapi ada yang menggelitik untuk pertanyaan kali ini, sebuah pertanyaan yang tak lansung mendarat kepadaku, pertanyaan yang kemudian ditanyakan kepada orang lain oleh temanku itu, he..he.. apakah karena dia melihat ku sangat dekat dengan saudariku itu sehingga cukup bagi teman ku itu untuk menanyakan nya.

 Hmmm.. tertawa geli saja mendengar cerita saudari ku itu, aku percaya dia tak akan menambahkan atau melebihkan. Hal  serupa juga pernah dilakukan oleh seorang senior ku, pertanyaan ini di tanyakannya kepada orang lain, bagaimana orang itu akan menjawab jika kami sudah lama tidak berjumpa walau masih sama-sama di kampus. Walau tak ada masalah dengan semua pertanyaan itu, entah mengapa rasanya aku sudah sangat “kebal” dipertanyakan pertanyaan seperti itu, jika diawal-awal dulu pertanyaan itu bisa bikin “bête” maka sekarang udah biasa aja dengan pertanyaan itu, tidak ada yang perlu aku kesalkan atau justru marah pada orang – orang yang menanyakan nya. Toh aku tidak harus membuat Jumpa pers untuk menjawab pertanyaan itu.

Lagi lagi soal diskusi pagi tadi bersama Linda, ada-ada saja cerita Linda. Akhwat berkulit hitam manis  ini selalu punya stock cerita yang tak akan ada habisnya, dan entah mengapa aku selalu saja mau mendengarkan ceritanya. Masih terkait soal pertanyaan mengenai wisuda ku yang ditanyakan oleh teman kami kepadanya, lagi- lagi aku berfikir kenapa orang-orang tak lansung menanyakan kepada ku apa masalah ku. Atau pertanyaan itu ditanyakan hanya untuk mengisi pembicaraan mereka di telefon saja biar ada yang dibicarakan. Entahlah

Ini lah yang sering tak aku pahami dari orang lain, ketika orang lain sering merasa sulit untuk memahami jalan pikiran ku. Ketika orang lain sering merasa sok tahu terhadap kehidupanku, apakah aku berhak untuk di judge sementara mereka tak membuka waktu untuk mengenal saja sedikit tentang hidup ku (maaf ini bukan point pembelaan) diluar ribuan kekurangan dalam hidup ini, tidak kah sedikit saja mereka melihat atau biarkan jika hanya ada seujung kuku hal yang positif dari hidupku. Beberapa merasa bahwa aku tak pernah mau menerima kritikan dari orang lain, Upss.. tunggu dulu tak selamanya ini benar tapi bukan berarti mereka juga salah, aku akui aku memang seperti itu, tapi tahukah kalian bahwa masih ada beberapa orang yang selalu memberikan kritikan nya kepada ku dan aku tak pernah tersinggung dengannya, banyak hal yang dikatakannya mampu aku cerna dan mampu aku turuti, beberapa orang yang hadir dalam senyum dan  message-message nya yang menyejukkan.

Teringat beberepa bulan yang lalu seseorang yang aku kenal baik telah “baku hantam” dengan ku di room chat FB, seseorang yang selama 4 tahun bersama ku di organisasi, entah karena dia sangat membenci cara ku makanya dia mampu mengatakan semua itu, dan bodohnya saat itu aku juga melakukan hal yang sama. Padahal aku punya pilihan untuk menahan semuanya, tapi pilihan itu tak kupilih. Dan kubiarkan semuanya berakhir “sempurna” dalam sebuah kemarahan. Ini bukanlah sebuah kebanggaan yang harusnya aku pamer - pamerkan, kini aku hanya tengah belajar membalut kemarahan itu, dan semua ini masih dalam sebuah proses yang harus aku lewati. Apakah sepantas itu aku dibenci ??? Dan malangnya beberapa orang mengetahui pertikaian itu, dan lagi-lagi tak ada yang menanyakan kepada ku mengapa semua bisa terjadi, kenapa mereka harus menanyakan kepada orang lain, apakah orang yang ditanyakan tahu apa yang terjadi. Itu masalahnya, adilkah ini untukku???

Seperti stanment  yang mengatakan bahwa aku sangat eksis sekali di FB, stantment salah..! salah besar teman. Tidak kah kau tahu aku juga punya akun Twitter, juga punya BLOG, juga kemarin masih menyimpan PIN BB dan aku juga eksis sekali disana. Dan tak ada pembelaan untuk ini, aku pun malas untuk membela, karena memang benar mungkin adanya. Tapi jika hidup ku aku habiskan di layar untuk pantengin aktivitas orang-orang di  dumay, maka biarkan sekali ini saja aku katakan “itu tidak benar” jika ingin aku klarifikasi, bahwa banyak hal yang aku lakukan di depan laptop ku. Tidak kah ingin kalian buka sedikit saja blog ku dan membacanya, atau kalian yang malas membaca, atau tulisan ku yang tak menarik (aku hanya tengah belajar teman..) kalau kau hanya membaca FB ku maka sampailah kalian pada kesimpulan seperti diatas, atau jika kalian berkenan bacalah tulisan ku di media cetak, atau jika kalian tak percaya maka datang lah kesini melihatnya.

Akan jadi masalah jika selanjutnya  aku katakan apa saja aktivitas ku setiap hari. Aku pun lagi tengah belajar teman, tak akan kubiarkan diriku mati dalam kubangan, dalam keadaaan galau tingkat nasional, tak kubiarkan masalah membelenggu hidupku, beberapa amanah sebagai korbid dan ketua di Pimpinan Pengurus cabang kemuslimahan aku coba jalani, saat ini statusku masih menjadi staff dari sebuah kelembagaan mahasiswa di Pekanbaru. Bersama dengan koordinator dan teman-teman ku itu kami agendakan banyak hal yang menjadi mimpi dan cita-cita.

 Jika kalian melihat ku dari sudut teman-temanku yang lain, yang masih sering terlihat “nongkrong”  di mesjid kampus, maka aku rasa masa itu telah lewat,  jika hanya dengan kalian melihat ku tak lagi ada disana itu bukan berarti aku telah “tiada” aku masih disini teman. Hanya berbeda tempat saja kali ini. Apakah ada masalah dengan semua itu ?? Lalu apakah jika kalian tak melihat ku disana maka pantas kah untuk kalian “memaki” ku di roomchat  seperti beberapa bulan yang lalu itu. Hari yang sangat pahit bagiku, kau telah tepat sekali menancapkan luka di saat luka yang lain tengah merekah pedih.

Waduh jadi kemana-mana, apakah ini bisa dikatakan curhat.. mungkin lagi lagi mereka benar. Mengatakan jika aku suka sekali curhat di FB. Maka sekarang biarkan aku akan berjanji untuk mengurangi bahasa bahasa curhat seperti yang mereka dan kalian maksudkan. Karena belakangan aku memang merasa kerepotan dengan ulah ku itu. Sebuah masukkan yang keren sekali tentunya, dan lebih oke lagi sebenarnya jika lansung ditujukan kepadaku.

Yakinlah teman aku tak seaneh, tak sesulit seperti yang kalian bayangkan atau seperti yang kalian katakan kepada teman-teman ku itu. Aku masih makan nasi seperti yang kalian makan, masih berpijak di bumi yang sama .

Kalau pun ada cara pandang yang berbeda maka katakan saja itu sebagai warna, bukan karena beberapa pendapat yang berbeda lantas kalian memberikan judgement  kepada ku, banyak hal yang aku seolah-olah paling tahu, suka mengatur sana sini.. aku sadari itu. Dan bagaimana ya aku menyakinkan kalian jika sekarang aku lagi belajar untuk merubah itu semua.

Okey mungkin aku rasa cukup sekian saja, rasanya sudah banyak sekali yang aku katakan mungkin kalian sudah mual membacanya. Maafkan aku yang membuat nafsu makan kalian jadi hilang, maafkanlah aku yang aneh, yang pernah menyakiti hati banyak orang. Selagi ada sakit yang pernah aku buat kepada kalian jika kalian bersedia maka katakanlah kepada ku, agar bisa lansung ku meminta maaf kepada kalian, walau tak harus makan satu meja disebuah warung makan untuk menembus kesalahan ku. Akan klise sekali jika aku katakan aku hanya manusia biasa dengan berjuta kesalahan dan kekurangan. Tapi itu lah aku, oh ya doakan ya semoga target wisuda selepas menyelesaikan mata kuliah ku yang mendapat nilai E SEMPURNA itu bisa kuperbaiki.semoga target 6 bulan kedepan terwujud.  Mudah-mudahan dari doa kalian aku bisa menempati janji Papa ku untuk wisuda. Walau tak janji akan memenuhi keinginannya agar aku bisa menjadi guru karena bagi Papa ku seorang perempuan jika dia menjadi guru maka akan punya banyak waktu untuk mengurusi rumah tangganya, hanya dengan alasan simple ini saja Papa memasukkan ke FAKULTAS KEGURUAN DAN PENDIDIKAN di UIR, dan mencabut status kemahasiswaan ku di FISIPOL UNRI jurusan Hubungan International beberapa tahun silam.  Tak ada yang disesali, semua telah menjadi cycles yang ditentukan oleh Allah SWT. Pertemuan dengan semua kehidupan ini telah tertulis di lauh mahfuzNya.


*ditujukan untuk semua teman baik laki-laki maupun perempuan yang pernah hadir dan bersinggungan dengan kehidupan ini. Bukan ditujukan untuk menyindir pribadi seseorang. Dan semua ini hanyalah sebuah tulisan yang sangat subyektif sekali. Karena ditulis dengan tinta keegoisan dan proses belajar yang masih sangat tertatih-tatih dan rapuh.


Ria Bustanudin






Lagi-lagi pertanyaan yang sama di tanyakan kembali, kalau mau menghitung nya mungkin pertanyaan ini sudah ribuan kali ditanyakan oleh puluhan orang yang ada didekatku. Mulai dari orang tua, keluarga, adik-adikku, teman-teman, saudara seorganisasi hingga teman di dunia maya. Tapi ada yang menggelitik untuk pertanyaan kali ini, sebuah pertanyaan yang tak lansung mendarat kepadaku, pertanyaan yang kemudian ditanyakan kepada orang lain oleh temanku itu, he..he.. apakah karena dia melihat ku sangat dekat dengan saudariku itu sehingga cukup bagi teman ku itu untuk menanyakan nya.

 Hmmm.. tertawa geli saja mendengar cerita saudari ku itu, aku percaya dia tak akan menambahkan atau melebihkan. Hal  serupa juga pernah dilakukan oleh seorang senior ku, pertanyaan ini di tanyakannya kepada orang lain, bagaimana orang itu akan menjawab jika kami sudah lama tidak berjumpa walau masih sama-sama di kampus. Walau tak ada masalah dengan semua pertanyaan itu, entah mengapa rasanya aku sudah sangat “kebal” dipertanyakan pertanyaan seperti itu, jika diawal-awal dulu pertanyaan itu bisa bikin “bête” maka sekarang udah biasa aja dengan pertanyaan itu, tidak ada yang perlu aku kesalkan atau justru marah pada orang – orang yang menanyakan nya. Toh aku tidak harus membuat Jumpa pers untuk menjawab pertanyaan itu.

Lagi lagi soal diskusi pagi tadi bersama Linda, ada-ada saja cerita Linda. Akhwat berkulit hitam manis  ini selalu punya stock cerita yang tak akan ada habisnya, dan entah mengapa aku selalu saja mau mendengarkan ceritanya. Masih terkait soal pertanyaan mengenai wisuda ku yang ditanyakan oleh teman kami kepadanya, lagi- lagi aku berfikir kenapa orang-orang tak lansung menanyakan kepada ku apa masalah ku. Atau pertanyaan itu ditanyakan hanya untuk mengisi pembicaraan mereka di telefon saja biar ada yang dibicarakan. Entahlah

Ini lah yang sering tak aku pahami dari orang lain, ketika orang lain sering merasa sulit untuk memahami jalan pikiran ku. Ketika orang lain sering merasa sok tahu terhadap kehidupanku, apakah aku berhak untuk di judge sementara mereka tak membuka waktu untuk mengenal saja sedikit tentang hidup ku (maaf ini bukan point pembelaan) diluar ribuan kekurangan dalam hidup ini, tidak kah sedikit saja mereka melihat atau biarkan jika hanya ada seujung kuku hal yang positif dari hidupku. Beberapa merasa bahwa aku tak pernah mau menerima kritikan dari orang lain, Upss.. tunggu dulu tak selamanya ini benar tapi bukan berarti mereka juga salah, aku akui aku memang seperti itu, tapi tahukah kalian bahwa masih ada beberapa orang yang selalu memberikan kritikan nya kepada ku dan aku tak pernah tersinggung dengannya, banyak hal yang dikatakannya mampu aku cerna dan mampu aku turuti, beberapa orang yang hadir dalam senyum dan  message-message nya yang menyejukkan.

Teringat beberepa bulan yang lalu seseorang yang aku kenal baik telah “baku hantam” dengan ku di room chat FB, seseorang yang selama 4 tahun bersama ku di organisasi, entah karena dia sangat membenci cara ku makanya dia mampu mengatakan semua itu, dan bodohnya saat itu aku juga melakukan hal yang sama. Padahal aku punya pilihan untuk menahan semuanya, tapi pilihan itu tak kupilih. Dan kubiarkan semuanya berakhir “sempurna” dalam sebuah kemarahan. Ini bukanlah sebuah kebanggaan yang harusnya aku pamer - pamerkan, kini aku hanya tengah belajar membalut kemarahan itu, dan semua ini masih dalam sebuah proses yang harus aku lewati. Apakah sepantas itu aku dibenci ??? Dan malangnya beberapa orang mengetahui pertikaian itu, dan lagi-lagi tak ada yang menanyakan kepada ku mengapa semua bisa terjadi, kenapa mereka harus menanyakan kepada orang lain, apakah orang yang ditanyakan tahu apa yang terjadi. Itu masalahnya, adilkah ini untukku???

Seperti stanment  yang mengatakan bahwa aku sangat eksis sekali di FB, stantment salah..! salah besar teman. Tidak kah kau tahu aku juga punya akun Twitter, juga punya BLOG, juga kemarin masih menyimpan PIN BB dan aku juga eksis sekali disana. Dan tak ada pembelaan untuk ini, aku pun malas untuk membela, karena memang benar mungkin adanya. Tapi jika hidup ku aku habiskan di layar untuk pantengin aktivitas orang-orang di  dumay, maka biarkan sekali ini saja aku katakan “itu tidak benar” jika ingin aku klarifikasi, bahwa banyak hal yang aku lakukan di depan laptop ku. Tidak kah ingin kalian buka sedikit saja blog ku dan membacanya, atau kalian yang malas membaca, atau tulisan ku yang tak menarik (aku hanya tengah belajar teman..) kalau kau hanya membaca FB ku maka sampailah kalian pada kesimpulan seperti diatas, atau jika kalian berkenan bacalah tulisan ku di media cetak, atau jika kalian tak percaya maka datang lah kesini melihatnya.

Akan jadi masalah jika selanjutnya  aku katakan apa saja aktivitas ku setiap hari. Aku pun lagi tengah belajar teman, tak akan kubiarkan diriku mati dalam kubangan, dalam keadaaan galau tingkat nasional, tak kubiarkan masalah membelenggu hidupku, beberapa amanah sebagai korbid dan ketua di Pimpinan Pengurus cabang kemuslimahan aku coba jalani, saat ini statusku masih menjadi staff dari sebuah kelembagaan mahasiswa di Pekanbaru. Bersama dengan koordinator dan teman-teman ku itu kami agendakan banyak hal yang menjadi mimpi dan cita-cita.

 Jika kalian melihat ku dari sudut teman-temanku yang lain, yang masih sering terlihat “nongkrong”  di mesjid kampus, maka aku rasa masa itu telah lewat,  jika hanya dengan kalian melihat ku tak lagi ada disana itu bukan berarti aku telah “tiada” aku masih disini teman. Hanya berbeda tempat saja kali ini. Apakah ada masalah dengan semua itu ?? Lalu apakah jika kalian tak melihat ku disana maka pantas kah untuk kalian “memaki” ku di roomchat  seperti beberapa bulan yang lalu itu. Hari yang sangat pahit bagiku, kau telah tepat sekali menancapkan luka di saat luka yang lain tengah merekah pedih.

Waduh jadi kemana-mana, apakah ini bisa dikatakan curhat.. mungkin lagi lagi mereka benar. Mengatakan jika aku suka sekali curhat di FB. Maka sekarang biarkan aku akan berjanji untuk mengurangi bahasa bahasa curhat seperti yang mereka dan kalian maksudkan. Karena belakangan aku memang merasa kerepotan dengan ulah ku itu. Sebuah masukkan yang keren sekali tentunya, dan lebih oke lagi sebenarnya jika lansung ditujukan kepadaku.

Yakinlah teman aku tak seaneh, tak sesulit seperti yang kalian bayangkan atau seperti yang kalian katakan kepada teman-teman ku itu. Aku masih makan nasi seperti yang kalian makan, masih berpijak di bumi yang sama .

Kalau pun ada cara pandang yang berbeda maka katakan saja itu sebagai warna, bukan karena beberapa pendapat yang berbeda lantas kalian memberikan judgement  kepada ku, banyak hal yang aku seolah-olah paling tahu, suka mengatur sana sini.. aku sadari itu. Dan bagaimana ya aku menyakinkan kalian jika sekarang aku lagi belajar untuk merubah itu semua.

Okey mungkin aku rasa cukup sekian saja, rasanya sudah banyak sekali yang aku katakan mungkin kalian sudah mual membacanya. Maafkan aku yang membuat nafsu makan kalian jadi hilang, maafkanlah aku yang aneh, yang pernah menyakiti hati banyak orang. Selagi ada sakit yang pernah aku buat kepada kalian jika kalian bersedia maka katakanlah kepada ku, agar bisa lansung ku meminta maaf kepada kalian, walau tak harus makan satu meja disebuah warung makan untuk menembus kesalahan ku. Akan klise sekali jika aku katakan aku hanya manusia biasa dengan berjuta kesalahan dan kekurangan. Tapi itu lah aku, oh ya doakan ya semoga target wisuda selepas menyelesaikan mata kuliah ku yang mendapat nilai E SEMPURNA itu bisa kuperbaiki.semoga target 6 bulan kedepan terwujud.  Mudah-mudahan dari doa kalian aku bisa menempati janji Papa ku untuk wisuda. Walau tak janji akan memenuhi keinginannya agar aku bisa menjadi guru karena bagi Papa ku seorang perempuan jika dia menjadi guru maka akan punya banyak waktu untuk mengurusi rumah tangganya, hanya dengan alasan simple ini saja Papa memasukkan ke FAKULTAS KEGURUAN DAN PENDIDIKAN di UIR, dan mencabut status kemahasiswaan ku di FISIPOL UNRI jurusan Hubungan International beberapa tahun silam.  Tak ada yang disesali, semua telah menjadi cycles yang ditentukan oleh Allah SWT. Pertemuan dengan semua kehidupan ini telah tertulis di lauh mahfuzNya.


*ditujukan untuk semua teman baik laki-laki maupun perempuan yang pernah hadir dan bersinggungan dengan kehidupan ini. Bukan ditujukan untuk menyindir pribadi seseorang. Dan semua ini hanyalah sebuah tulisan yang sangat subyektif sekali. Karena ditulis dengan tinta keegoisan dan proses belajar yang masih sangat tertatih-tatih dan rapuh.


Ria Bustanudin






Lagi-lagi pertanyaan yang sama di tanyakan kembali, kalau mau menghitung nya mungkin pertanyaan ini sudah ribuan kali ditanyakan oleh puluhan orang yang ada didekatku. Mulai dari orang tua, keluarga, adik-adikku, teman-teman, saudara seorganisasi hingga teman di dunia maya. Tapi ada yang menggelitik untuk pertanyaan kali ini, sebuah pertanyaan yang tak lansung mendarat kepadaku, pertanyaan yang kemudian ditanyakan kepada orang lain oleh temanku itu, he..he.. apakah karena dia melihat ku sangat dekat dengan saudariku itu sehingga cukup bagi teman ku itu untuk menanyakan nya.

 Hmmm.. tertawa geli saja mendengar cerita saudari ku itu, aku percaya dia tak akan menambahkan atau melebihkan. Hal  serupa juga pernah dilakukan oleh seorang senior ku, pertanyaan ini di tanyakannya kepada orang lain, bagaimana orang itu akan menjawab jika kami sudah lama tidak berjumpa walau masih sama-sama di kampus. Walau tak ada masalah dengan semua pertanyaan itu, entah mengapa rasanya aku sudah sangat “kebal” dipertanyakan pertanyaan seperti itu, jika diawal-awal dulu pertanyaan itu bisa bikin “bête” maka sekarang udah biasa aja dengan pertanyaan itu, tidak ada yang perlu aku kesalkan atau justru marah pada orang – orang yang menanyakan nya. Toh aku tidak harus membuat Jumpa pers untuk menjawab pertanyaan itu.

Lagi lagi soal diskusi pagi tadi bersama Linda, ada-ada saja cerita Linda. Akhwat berkulit hitam manis  ini selalu punya stock cerita yang tak akan ada habisnya, dan entah mengapa aku selalu saja mau mendengarkan ceritanya. Masih terkait soal pertanyaan mengenai wisuda ku yang ditanyakan oleh teman kami kepadanya, lagi- lagi aku berfikir kenapa orang-orang tak lansung menanyakan kepada ku apa masalah ku. Atau pertanyaan itu ditanyakan hanya untuk mengisi pembicaraan mereka di telefon saja biar ada yang dibicarakan. Entahlah

Ini lah yang sering tak aku pahami dari orang lain, ketika orang lain sering merasa sulit untuk memahami jalan pikiran ku. Ketika orang lain sering merasa sok tahu terhadap kehidupanku, apakah aku berhak untuk di judge sementara mereka tak membuka waktu untuk mengenal saja sedikit tentang hidup ku (maaf ini bukan point pembelaan) diluar ribuan kekurangan dalam hidup ini, tidak kah sedikit saja mereka melihat atau biarkan jika hanya ada seujung kuku hal yang positif dari hidupku. Beberapa merasa bahwa aku tak pernah mau menerima kritikan dari orang lain, Upss.. tunggu dulu tak selamanya ini benar tapi bukan berarti mereka juga salah, aku akui aku memang seperti itu, tapi tahukah kalian bahwa masih ada beberapa orang yang selalu memberikan kritikan nya kepada ku dan aku tak pernah tersinggung dengannya, banyak hal yang dikatakannya mampu aku cerna dan mampu aku turuti, beberapa orang yang hadir dalam senyum dan  message-message nya yang menyejukkan.

Teringat beberepa bulan yang lalu seseorang yang aku kenal baik telah “baku hantam” dengan ku di room chat FB, seseorang yang selama 4 tahun bersama ku di organisasi, entah karena dia sangat membenci cara ku makanya dia mampu mengatakan semua itu, dan bodohnya saat itu aku juga melakukan hal yang sama. Padahal aku punya pilihan untuk menahan semuanya, tapi pilihan itu tak kupilih. Dan kubiarkan semuanya berakhir “sempurna” dalam sebuah kemarahan. Ini bukanlah sebuah kebanggaan yang harusnya aku pamer - pamerkan, kini aku hanya tengah belajar membalut kemarahan itu, dan semua ini masih dalam sebuah proses yang harus aku lewati. Apakah sepantas itu aku dibenci ??? Dan malangnya beberapa orang mengetahui pertikaian itu, dan lagi-lagi tak ada yang menanyakan kepada ku mengapa semua bisa terjadi, kenapa mereka harus menanyakan kepada orang lain, apakah orang yang ditanyakan tahu apa yang terjadi. Itu masalahnya, adilkah ini untukku???

Seperti stanment  yang mengatakan bahwa aku sangat eksis sekali di FB, stantment salah..! salah besar teman. Tidak kah kau tahu aku juga punya akun Twitter, juga punya BLOG, juga kemarin masih menyimpan PIN BB dan aku juga eksis sekali disana. Dan tak ada pembelaan untuk ini, aku pun malas untuk membela, karena memang benar mungkin adanya. Tapi jika hidup ku aku habiskan di layar untuk pantengin aktivitas orang-orang di  dumay, maka biarkan sekali ini saja aku katakan “itu tidak benar” jika ingin aku klarifikasi, bahwa banyak hal yang aku lakukan di depan laptop ku. Tidak kah ingin kalian buka sedikit saja blog ku dan membacanya, atau kalian yang malas membaca, atau tulisan ku yang tak menarik (aku hanya tengah belajar teman..) kalau kau hanya membaca FB ku maka sampailah kalian pada kesimpulan seperti diatas, atau jika kalian berkenan bacalah tulisan ku di media cetak, atau jika kalian tak percaya maka datang lah kesini melihatnya.

Akan jadi masalah jika selanjutnya  aku katakan apa saja aktivitas ku setiap hari. Aku pun lagi tengah belajar teman, tak akan kubiarkan diriku mati dalam kubangan, dalam keadaaan galau tingkat nasional, tak kubiarkan masalah membelenggu hidupku, beberapa amanah sebagai korbid dan ketua di Pimpinan Pengurus cabang kemuslimahan aku coba jalani, saat ini statusku masih menjadi staff dari sebuah kelembagaan mahasiswa di Pekanbaru. Bersama dengan koordinator dan teman-teman ku itu kami agendakan banyak hal yang menjadi mimpi dan cita-cita.

 Jika kalian melihat ku dari sudut teman-temanku yang lain, yang masih sering terlihat “nongkrong”  di mesjid kampus, maka aku rasa masa itu telah lewat,  jika hanya dengan kalian melihat ku tak lagi ada disana itu bukan berarti aku telah “tiada” aku masih disini teman. Hanya berbeda tempat saja kali ini. Apakah ada masalah dengan semua itu ?? Lalu apakah jika kalian tak melihat ku disana maka pantas kah untuk kalian “memaki” ku di roomchat  seperti beberapa bulan yang lalu itu. Hari yang sangat pahit bagiku, kau telah tepat sekali menancapkan luka di saat luka yang lain tengah merekah pedih.

Waduh jadi kemana-mana, apakah ini bisa dikatakan curhat.. mungkin lagi lagi mereka benar. Mengatakan jika aku suka sekali curhat di FB. Maka sekarang biarkan aku akan berjanji untuk mengurangi bahasa bahasa curhat seperti yang mereka dan kalian maksudkan. Karena belakangan aku memang merasa kerepotan dengan ulah ku itu. Sebuah masukkan yang keren sekali tentunya, dan lebih oke lagi sebenarnya jika lansung ditujukan kepadaku.

Yakinlah teman aku tak seaneh, tak sesulit seperti yang kalian bayangkan atau seperti yang kalian katakan kepada teman-teman ku itu. Aku masih makan nasi seperti yang kalian makan, masih berpijak di bumi yang sama .

Kalau pun ada cara pandang yang berbeda maka katakan saja itu sebagai warna, bukan karena beberapa pendapat yang berbeda lantas kalian memberikan judgement  kepada ku, banyak hal yang aku seolah-olah paling tahu, suka mengatur sana sini.. aku sadari itu. Dan bagaimana ya aku menyakinkan kalian jika sekarang aku lagi belajar untuk merubah itu semua.

Okey mungkin aku rasa cukup sekian saja, rasanya sudah banyak sekali yang aku katakan mungkin kalian sudah mual membacanya. Maafkan aku yang membuat nafsu makan kalian jadi hilang, maafkanlah aku yang aneh, yang pernah menyakiti hati banyak orang. Selagi ada sakit yang pernah aku buat kepada kalian jika kalian bersedia maka katakanlah kepada ku, agar bisa lansung ku meminta maaf kepada kalian, walau tak harus makan satu meja disebuah warung makan untuk menembus kesalahan ku. Akan klise sekali jika aku katakan aku hanya manusia biasa dengan berjuta kesalahan dan kekurangan. Tapi itu lah aku, oh ya doakan ya semoga target wisuda selepas menyelesaikan mata kuliah ku yang mendapat nilai E SEMPURNA itu bisa kuperbaiki.semoga target 6 bulan kedepan terwujud.  Mudah-mudahan dari doa kalian aku bisa menempati janji Papa ku untuk wisuda. Walau tak janji akan memenuhi keinginannya agar aku bisa menjadi guru karena bagi Papa ku seorang perempuan jika dia menjadi guru maka akan punya banyak waktu untuk mengurusi rumah tangganya, hanya dengan alasan simple ini saja Papa memasukkan ke FAKULTAS KEGURUAN DAN PENDIDIKAN di UIR, dan mencabut status kemahasiswaan ku di FISIPOL UNRI jurusan Hubungan International beberapa tahun silam.  Tak ada yang disesali, semua telah menjadi cycles yang ditentukan oleh Allah SWT. Pertemuan dengan semua kehidupan ini telah tertulis di lauh mahfuzNya.


*ditujukan untuk semua teman baik laki-laki maupun perempuan yang pernah hadir dan bersinggungan dengan kehidupan ini. Bukan ditujukan untuk menyindir pribadi seseorang. Dan semua ini hanyalah sebuah tulisan yang sangat subyektif sekali. Karena ditulis dengan tinta keegoisan dan proses belajar yang masih sangat tertatih-tatih dan rapuh.


Ria Bustanudin







v