Hidup adalah perjuangan itu pasti,
perjuangan untuk menjadi lebih baik, perjuangan untuk dewasa secara pemikiran
dan tujuan, perjuangan untuk
mempertahankan kebenaran dan memperjuangkan kebenaran itu sendiri. Hidup juga
adalah tentang mimpi dan cita-cita, tentang keyakinan. Hidup itu adalah
bagaimana kita menjadikan visi hidup itu untuk kebaikan dan kebermanfaatan
untuk orang lain. Mengubah nilai menjadi perilaku. Mengubah cita-cita menjadi
kenyataan, mengubah mimpi menjadi satu hal pembuktian bahwa mimpi itu harus dan
mewujudkannya adalah mutlak. Apapun itu jalan kehidupan yang dipilih adalah
jalan yang kita pastikan bahwa itu adalah jalan menuju keridhoanNya. Inilah
yang kemudian membedakan kita dengan makhluk Allah yang lain yang diciptakannya
di alam raya ini.
Begitu juga tentang pilihan di perjalanan ini. Mungkin tak ada pantas nya
jika kita mencari kesempurnaan itu dalam bentuk fisik dan materi saja, walaupun
itu bisa-bisa saja namun bukan kah hal mutlak yang harus menjadi standard untuk
menentukan pilihan hidup. Materi bisa dicari, fisik bisa dipoles tetapi
karakter tidak bisa di beli disembarang tempat. Penyesalan mungkin bisa saja
terjadi tapi haruskah kita dibayang-bayangi oleh ketakutan akan salah
memilih pilihan itu. Jalan hidup telah
saya pilih oleh karena itu pada sebuah pilihan
hidup maka sudah pasti bahwa saya hanya memilih sesuatu yang juga
meletakkan pilihan hidup nya pada jalan yang sama dengan jalan yang saya
tempuh. Jika visi saya dan dia sama maka mari kita jalani kehidupan ini atas
keridhoannya. Pernah saya berpikir dulu bahwa dia itu haruslah seseorang yang
sempurna, dia yang saleh, dia yang militant namun perjalanan ini juga ternyata
mengajarkan bahwa syariat diatas segalanya. Dia tidak harus sempurna karena
tidak ada manusia yang sempurna.
Pernahkan
kita perhatikan pada siapa burung belajar terbang, pada siapakah ikan bertanya
mengapa untuk hidup dia berenang tentu Allah lah yang telah mengatur semua itu
mengajari rasa cinta pada makhluknya,
rasa cinta yang tidak boleh takluk di atas cinta kepada Allah. Maka pertemuan
dengan seorang yang juga cinta nya atas cinta pada Allah adalah pertemuan yang
terindah dalam hidup ini, dia yang telah mematrikan hidupnya untuk Allah dan
Rasulullah, untuk mati syahid di jalannya. Dia yang lemah lembut kepada orang
lain, dia yang bisa menempatkan sebuah kecintaan pada porsinya, dan dia yang
sadar betul bahwa dia dilahirkan di Indonesia negeri yang Allah telah takdirkan
kau dan aku di lahirkan karena kesadaran penuhmu itu maka nya kau pun bekerja
untuk kejayaan negeri ini.
Nafsu
dan cinta sangat tipis perbedaannya, diantara perbedaan itu lah banyak manusia
yang terjebak. Maka hanya pada Allah kita kembalikan keseluruhan jiwa ini,
bagaimana perbedaan setipis kulit bawang itu tidak menjadi penghantar kita ke
nerakanya.
Mimpi
dan cita-cita pun adalah satu, ah..alangkah bodohnya jika kita tidak berani
bermimpi. Maka sia-sia lah kehidupan di dunia ini. Aku pun punya mimpi, mimpi
selepas ini. Biarlah senja di tepi khatulistiwa itu yang kuberikan cerita
tentang nya, tentang mimpi, tentang dia dan tentang aku.
Aku
tidak ingin mengkhianati siapapun dalam perjalanan hidup ku, maka akan aku
berikan penghargaan pada kehidupan itu sendiri. Biarkan ku baktikan hidup pada
cita-cita itu. Biarkan kita terus berkarya yang kelak akan kita persembahakan
di nisan terakhir hidup untuk menjadi kenangan peradaban tentang seorang
saya, kamu, dan kita.
Ria
Bustanudin
Pekanbaru
Disini pernah ada rasa simpati
disini pernah ada rasa mengagumi
Rasa ingin memilikimu
Memasukkanmu kedalam hati ini
Menjadi penghuni…..
Mencoba berlindung dibalik fitrahnya hati
Untuk mencari pembenaran diri…
Namun ternyata semua hanya permainan nafsu
Untuk memburu cinta yang semu
Aku tertipu….
Reff :
Tuhanku, berikanku Cinta yang Engkau titipkan
bukan Cinta yang pernah kutanam
Aku ingin rasa cinta ini
Masih menjadi Cinta Perawan
Cinta yang hanya kuberikan
Saat Ijab Qobul telah tertunaikan
disini pernah ada rasa mengagumi
Rasa ingin memilikimu
Memasukkanmu kedalam hati ini
Menjadi penghuni…..
Mencoba berlindung dibalik fitrahnya hati
Untuk mencari pembenaran diri…
Namun ternyata semua hanya permainan nafsu
Untuk memburu cinta yang semu
Aku tertipu….
Reff :
Tuhanku, berikanku Cinta yang Engkau titipkan
bukan Cinta yang pernah kutanam
Aku ingin rasa cinta ini
Masih menjadi Cinta Perawan
Cinta yang hanya kuberikan
Saat Ijab Qobul telah tertunaikan
(Maidany)
Bukan Buat siapa-siapa ini hanya buat renungan saya.... ^_^