Setiap sudurt kota ini
selalu mengingatkan akan kenangan masa kecil.. Kenangan bersama seorang
laki-laki yang bagi kami sangat ganteng dan baik hati, setia, sabar, humoris,
begitu peduli, dan penyabar sekaligus pelindung, kami memanggil laki-laki itu dengan sebutan PAPA.
Tak akan habis cerita untuk
menggambarkan kebaikan papa kami, tak akan pernah bosan untuk selalu berterima
kasih bahkan mungkin tak kan pernah bisa, tak akan hilang kerinduan padanya
walau setiap hari bertemu.
Ya Allah Terima kasih telah
memberi papa yang sangat menyayangi kami
Ya Allah terima kasih telah
memberi papa yang telah membentuk dan mendidik kami sejak masih bayi
Papa yang mengajari kami mencintai buku dan mengajari
kebiasaan membaca sejak kecil. Terima kasih untuk papa yang bersedia
berlangganan majalah anak-anak setiap bulannya (hingga diam-diam aku sebenarnya
masih menganggumi sosok keluarga kelinci itu) padahal papa ku saat itu hanya
pegawai dengan gaji biasa saja, papa yang tidak pernah membelikan kami boneka
ataupun mainan Ale’-ale’ layaknya anak-anak kecil pada masa itu, papa yang
sering pulang membawa buku cerita sastra era …?? (entahlah aku pun tidak tahu,
tapi belakangan aku baru tahu kalau buku-buku tersebut ditulis oleh
penyair-penyair besar )..
Terima kasih untuk semua itu ya Allah. Papa
ku memang bukan rektor atau professor tapi papa telah mengajari kami untuk melampaui batas itu semua..
papa yang selalu merapikan
majalah, komik, buku bergambar di kamar tidur yang habis kami baca .. papa yang tak jemu-jemu mengajarkan disiplin
membaca dengan trik terindahnya tidak dengan kata-kata atau perintah tapi
dengan contoh lansung. Papa yang mencontohkan
kami untuk selalu menggosok gigi sebelum tidur, papa yang mengajari mama
kami untuk merawat gigi anak-anaknya (alhamdullillah sekarang setelah dewasa
aku tidak pernah sakit gigi, yang kata orang lebih baik sakit hati daripada
sakit gigi),
papa yang tidak pernah
bosan datang kesekolah ku untuk memenuhi panggilan walikelas ku setiap aku
ketahuan bolos sekolah atau datang mengambil rapor ku yang banyak remedialnya
untuk nilai IPA dan Matematika. Papa yang hobby mendaftarkan aku secara
diam-diam untuk ikut Bimbel ini lah atau les itulah.. dan terima kasih juga
untuk Papa yang kadang-kadang sering membandingkan aku dengan sepupu ku (fuih..)
papa walau samar-samar aku
masih ingat ketika aku pergi sekolah saat masih duduk di Taman Kanak-Kanak,
papa selalu menaruh ku di bagian depan motor bebeknya setiap hari.. dengan
Kepercayaan diri luar biasa dan dengan semangat 45 ku.. aku bernyanyi dengan
suara keras dan cempreng, menyanyikan lagu yang diajarkan oleh guru disekolah..
walaupun tentunya sangat berisik tapi papa tidak pernah menyuruhku untuk diam
atau saat baru masuk sekolah dasar dan saat baru-baru pandai membaca.. saking
senangnya aku selalu menaiki meja makan dan membaca (lebih tepatnya mengeja)
dengan voltage suara yang tentu sangat menganggu tapi Papa tidak pernah menyuruhku
diam.. mereka membiarkan ku tetap berkarya
diatas meja makan (tuing!!!) dan alhasil hobby membaca dengan intonasi
suara tinggi masih kutekuni hingga saat ini (he…he…),
hingga kini aku mengerti
walaupun tanpa kata-kata kau tetap mendukung apapun yang aku lakukan untuk
hidupku, kau biarkan kami berkarya sesuai hobby dan kesukaan, dukungan mu ada
dalam diammu, dukungan ada dalam support yang kau tunjukkan dalam kesempatan –
kesmpatan waktu yang tak kan lekang.. dukungan kau tunjukkan pada saat aku atau
adikku akan berpergian, izin yang tak terlaluk penting, ke Mall lah, karya
wisata ke sini lah (yang menurut mu tujuan nya tidak jelas dan Cuma
berfoya-foya) sikap yang juga dulu kau tunjukkan ketika kami kecil jika setiap
berpergian ke suatu tempat maka papa tidak akan pernah suka membelikan kami boneka
atau mainan, adekku yang pulang dengan piala.. aku masih ingat rona wajah
bahagia ketika papa menjemput adekku pulang berlomba, kebanggaannya saat
membonceng adikku pulang dari perlombaan sambil menenteng piala..
papa yang mendadak sakit
ketika mempersiapkan keberangkatan adikku ke Jakarta untuk lomba, walaupun
demikian Papa bukan seorang yang akan berkata besar ke luar sana
papa yang dulu sering
membantu kami mempersiapkan tugas-tugas sekolah yang terkait prakarya yang
kadang-kadang aneh..!!! papa lah satu-satu
yang menyukai masakan hasil eksperimen ku yang seringnya gagal..
papa yang mengajari kami
untuk selalu menjaga kebersihan rumah.. mencontohkan lansung bagaimana menyapu,
merapikan kamar, dan memberesi buku-buku.. papa yang selalu berbagi pekerjaan
rumah tangga dengan mama ku.. yang juga berprofesi sebagai guru..
Ya Allah terima kasih telah
memberi papa yang baik dan bertanggung jawab
Papa.. ya sosok yang kini
kami lihat makin berumur saja,, he..he.. papa yang belakangan ini sekarang
kalau ngasih nasehat selalu tentang bagaimana menjadi istri yang patuh pada
suami.
Papa yang humoris walaupun
tegas dan keras..
Papa disiplin tapi tidak diktator mengajarkan hidup rapi dan
teratur, sholat maghrib berjamaah, mematikan TV ketika waktu maghrib menjelang,
dan papa harus memastikan kami mandi tepat pukul 5 sore setiap harinya..
Sekarang kami sudah dewasa.. papa adalah mentor kami..semua
keputusan di tangan kami..
Maafkanlah Ria Pa.. blum mampu memenuhi keinginan papa untuk
wisuda.. insyaAllah diusahakan cepat
Di akhir senja
Kota pekanbaru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar