Namaku Ria dan aku suka sekali menuliskan
apapun tentang apa yang kulihat dan apa yang aku rasa. Banyak orang mengklaim
aku ini lebay..yah..whatever lah apapun itu selagi aku tidak menyakiti hati
orang dalam tulisan ku maka aku rasa tidak ada yang salah, aku juga tidak lagi
curhat di dunia maya, aku rasa kita harus bedakan mana yang curhat dan mana
yang berbagi. Ya.. berbagi aku hanya ingin berbagi dengan kalian, jika ada yang
bisa diambil maka ambil lah jika pun tidak maka buang saja. Aku rasa kalian
yang suka komplain tentang hobby ku ini aku sarankan mulai sekarang Menulislah
maka akan kalian lihat, kalian tidak akan bisa berhenti menulis, aku telah
terjangkiti virus itu, sehingga kadang-kadang dalam keadaan marah pun aku
menulis, menulis kemarahanku.
Hari ini aku ingin mengisahkan satu lagi
dari sejarah hidupku, sebuah cerita dari balik sebuah hotel mewah ( sebut saja
begitu) di kota ku kota Pekanbaru. Sebuah epilog kebersamaan bersama mereka
teman-teman dari seluruh Provinsi Se Sumatra kecuali Lampung dan Bangka
Belitung. Aku tidak mengatakan bahwa pelatihan ini sangat menyenangkan,
pelatihan ala pejabat-pejabat pemerintahan, sekali lagi tidak, jangan katakan pelatihan
ini sangat asyik dengan fasilitas hotel mewahnya (Tuinnggg Mutiara merdeka
Euy..) sekali lagi tidak.
Teman-teman ku di kampus..
pelatihan ini jangan kalian bayangkan
dengan segala ke”glamorannnya”,
jangan.. sekali-kali teman!
pelatihan “tarbiyah” di kampus kita jauh lebih menyenangkan daripada pelatihan
ini.
Tetapi pelatihan ini menjadi sangat luar
biasa aku rasakan karena sebelumnya aku tidak malas mengikuti pelatihan di
kampusku. Camkan itu teman-teman. Aku tidak malas saat harus pergi DM 1 atau 2,
aku tidak malas saat harus ada dauroh pementor atau dauroh “guru ngaji” yang di
sms kakakku, aku jalani walaupun kadang terdengar bisikan keluhan. Teman-teman
tidak ada pelatihan yang jauh lebih menyenangkan selain pelatihan di kampus
kita, karena disana kau tidak temukan rindu yang membuncah karena yang kau
rindukan ada di sampingmu.
Hari itu Rabu tanggal 19 Oktober diantar
oleh Nia adikku aku berangkat menuju ke hotel Mutiara Merdeka sekitar 12 km
dari rumahku, berbekal dengan 2 tas tempat menaruh perlengkapan selama 8 hari
dan satu tas tangan aku tiba di depan hotel Mutiara merdeka. Ya berdasarkan sms
panitia kami harus check in di hotel sebelum pukul 9 pagi. Singkat cerita
selesai sarapan (padahal sebelumnya aku udah makan Mie Ayam loh..he..he..) kami
diminta menunggu oleh panitia, sembari menunggu aku menyelesaikan tulisan yang
menjadi syarat mengikuti pelatihan ini. Sebuah essay yang bertemakan “Membangun Karakter
Pemuda Indonesia” untuk tulisan ku kali ini jujur aku sebenarnya binggung ketika harus
menuliskan bagaimana membangun karakter pemuda, dari mana aku harus memulainya
dan karakter seperti apa yang harus aku jadikan tulisan. Dalam kebingungan itu
akhirnya aku mendapat inspirasi untuk mengambil referensi dari KONSEP MUSLIM
NEGARAWAN yang dimilki KAMMI. Ya begitu kerennya KAMMI merumuskan konsep
kompetensi kader nya.
Setelah
itu pantia kemudian meminta kami untuk menyelesaikan administrasi di ruang
pantia. Peserta belum datang semuanya, masih sebagian baru yang aku lihat,
beberapa dari Jambi dan Padang. Menunggu dan menunggu itulah yang bisa kami
lakukan hingga pukul 3 sore, sebelum acara pembukaan kami semua melaksanakan
gladi resik sembari mengabsen peserta dari provinsi lain yang telah hadir.
Tepat pukul 16.30 wib acara pembukaan dimulai dengan memakai kostum kaos merah
putih yang dibagikan panitia kami terlihat sangat nasionalis. Indonesia Raya
Berkumandang di Ball Room megah Hotel Mutiara merdeka. Di buka lansung oleh Staf
Ahli Gubernur Riau Bidang SDM karena Gubernur Riau berhalangan hadir acara
pembukaan juga di hadiri oleh Asst Staf
Deputi Bidang peningkatan kapasitas pemuda KEMENPORA Kepala Dispora Riau,. Tak
lupa penampilan tarian persembahan beberapa remaja putri yang kutaksir berusia
sekitar 12 hingga 15 tahun. Penampilan mereka memukai peserta lainnya tapi
tidak bagi ku (he..he.. bukannya apa-apa aku udah biasa lihat tarian mereka
kok..). usai acara penutupan kami semua di beri arahan singkat seputar kegiatan
ini “Training Of Trainer Character Building (TOT CB) KEMENPORA dengan
mengangkat tema “ Dari Pemuda Indonesia untuk Negaranya”..
it so great theme you know..
saya suka sekali membaca tema kegiatan
ini.. sangat menyentuh hati dan memunculkan rasa memiliki Indonesia.. ya
pemilihan tema kali ini pasti tidak main-main, makanya aku sangat percaya
pilihan untaian kata-kata yang indah mampu menarik hati orang lain (So.
Hati-hati lah memilih tema). Malamnya acara masih dilanjutkan dengan materi
pertama dari Bapak Imam Gunawan selaku Asst Staf Deputi Peningkatan kapasitas
pemuda dari KEMENPORA. Sesi yang dimulai sekitar pukul 08.30 wib ini mengangkat
tema (Upss..saya lupa temanya apa..) yang pasti materi pertama ini bercerita
tentang siapa itu pemuda dalam undang-undang termasuk peran pemuda dalam
pembangunan. Satu penyampaian yang
menyentak saya ketika Pak Imam mengatakan “ barang siapa yang beragama dengan
baik maka secara otomatis dia akan mencintai negaranya” weitss.. sesuatu banget
ya. Mengingat banyaknya sekarang orang Indonesia sendiri yang ngaku ulama,
kyai, dan sejenisnya namun kerjaannya selalu menghujat Indonesia, aku hanya
berpikir jika benar mencintai kenapa tidak berbuat, bukankah yang dilihat
amalan kita bukan wacana besar tanpa aksi.
Materi pertama ini selesai pada pukul 11.00
wib, namun sebelumnya kami oleh panitia di bagi kan kamar secara acak, panitia
terlihat tidak siap ketika harus membagi-bagi kamar para peserta. Banyak yang
kebingungan karenanya, hingga beberapa kali terlihat peserta harus menggotong
tas nya kesana kemari, hanya karena instruksi pantia beberapa kali diralat oleh
panitia itu sendiri. Belum lagi ketika pembagian tas dan kaos. Panitia lagi-lagi
terlihat panik.sehingga jangan teman-teman bayangkan ada antrian dalam
pembagian ini karena semuanya berebutan dan numpuk jadi satu. Begitu juga
ketika Coffe break semuanya dumplek jadi satu. Ya tadinya sih berharap acara
nasional setingkat KEMENPORA dikelola secara professional dan eksklusif.
Dan akhirnya dengan mengangkat tas menuju
lantai 8 (kebetulan lift hotel hanya sampai lantai 7 saja) dengan mata
mengantuk aku bergegas membuka pintu kamar
805 , yah lumayan lah kamar untuk 4 orang, cozy dan adem. Aku sekamar
dengan peserta asal Kepri yaitu Tari, lalu ada Surya asal Aceh dan Meri asal
Palembang untuk kawan ku satu ini begitu sampai dikamar dia lansung menanyakan
padaku dimana ada orang jual Mpek-Mpek di sini tanyanya..he..he.. ada-ada saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar